Ini Kronologi Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya

0
5007

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Asrama Mahasiswa Papua yang berlokasi di Jln. Kalasan No. 10, Surabaya pada jumat 14 Agustus siang didatangi Satpol PP, TNI dan angora ormas reaksioner. Kejadian ini berujung pada pengepungan 15 mahasiswa Papua dan terjadi pengungkapan kata-kata rasisme kepada mahasiswa Papua.

15 orang mahasiswa Papua yang dikepung, dicaci maki, diancam dan dipersekusi di dalam asrama hingga dipaksa keluar dari asrama dan dibawah ke Polrestabes Kota Surabaya dengan alasan meminta keterangan dan mengambil data.

15 orang tersebut menulis kronologis sebenarnya yang mereka alami. Berikut kronologisnya:

Rabu, 14 Agustus 2019

09.30 Kami didatangi Satpol PP untuk Izin Pemasangan bendera

ads

Kamis, 15 Agustus 2019

09.00 Kami didatangi camat Tambaksari, satpol PP dan TNI untuk memasang bendera di depan Asrama Mahasiswa Papua Surabaya

Jumat, 16 Agustus 2019

09.02 Penambahan pengecoran tiang bendera di depan Asrama Kamasan III Surabaya oleh Satpol-PP bersama intel-intel Aparat TNI POLRI

15.45 TNI-AD (DANRAMIL) TAMBAKSARI datang mengamuk-ngamuk, menendang pagar asrama KAMASAN III beberapa kali dan kemudian merusak fiber plat dan banner penutup pagar asrama, yang kemudian diikuti oleh anakbuahnya berpakaian dinas loreng lengkap juga berpakaian preman, DANRAMIL sendiri yang kemudian memprovokasi beberapa masa yang diduga ormas untuk datang ke asrama seperti yang terlihat divideo. Satpol-PP, aparat kepolisian berpakaian dinas lengkap dan berpakaian preman pun berada di TKP namun tak berbuat apa-apa. Ancaman pembunuhan pun datang dari salah seorang oknum perwira TNI-AD, katanya ”Awas kamu, kalo sampai jam 12 malam kamu keluar, lihat saja kamu saya bantai”, Ancaman serupa pun datang dari seorang oknum yang diduga intel berpakaian (Jaket coklat) preman pun mengancam kawan Hendrik jika sampai keluar pagar asrama maka akan dibantai.

Baca Juga:  Dua Anak Diterjang Peluru, Satu Tewas, Satu Kritis Dalam Konflik di Intan Jaya

Mereka memaki kami dengan kata-kata rasis ”Monyet, Babi, Anjing dan Kera” ada juga ”Kamu jangan keluar, saya tunggu kamu. Saat itu juga jumlah ormas-ormas reaksioner semakin bertambah banyak. Kemudian Mereka dobrak pintu depan Asrama dan Melempari batu hingga mengakibatkan kaca asrama pecah, jalan-jalan pun diblokade. Kami terkurung diruang Aula Asrama.

Sabtu, 17 Agustus 2019

Baca Juga:  Panglima TNI Didesak Tangkap dan Adili Prajurit Pelaku Penyiksa Warga Sipil Papua

13.20-13.40 Ormas Orasi-orasi dengan meneriaki yel-yel Usir..usiir..usiir Papua, Usir Papua sekarang juga. Selain itu Kata-kata Rasis (Monyet,Anjing,Babi) dan berbagai kata makian pun masih diteriaki.

13.40-14.20 Aparat berusaha menyuruh kami untuk segera mengosongkan Asrama dan Salah satu Anggota dari LBH Bung Dani melakukan negosiasi. Selang beberapa menit Ia masuk dan mengkoodinasi dengan Mahasisiswa Papua di dalam ruang Aula selama 5 Menit.

14.20 – 14.40 Kami diteriaki dengan semua Kata” Rasis sambil barisan Aparat Brimob mulai mengangkat senjata laras panjang dan mengarahkan ke Arah Asrama. Mereka langsung masuk mendobrak pintu kecil sambil melakukan tembakan.

Kami Mahasiswa ada di dalam Aula dan berusaha melindungi diri dari tembakan senjata api dan Gas Air mata yang dilepaskan dari Aparat dan Ormas yg meneriaki Rasis. Kami semua kena gas air mata dan rasa pedis + Panas dikulit kami semakin menjadi-jadi.

Selama tembakan berlangsung Suasana Asrama penuh dengan Kabut Asap dan beberapa diantara kami sesak nafas. Mereka berhasil masuk dan mengarahkan senjata kedepan sambil mengarah ke arah posisi kami kumpul.

Baca Juga:  Satgas ODC Tembak Dua Pasukan Elit TPNPB di Yahukimo

14.40 Kami dipaksa dan didorong dari lantai 2 turun dan berjalan jongkok keluar dengan tangan terangkat. Sementara itu alat Komunikasi kami semua dirampas dan ditahan.

Kami diarahkan keluar menuju halaman dan dipaksa menggunakan tembakan senjata api untuk turun daei lantai 2. Kami diangkut kedalam 4 dalmas lebih yang sudah parkir depan Asrama sejak pagi tadi. Kami diperiksa dan didorong masuk ke truk Dalmas.

Ada diantara kami yang dipukul dengan sepatu laras panjang dan pukulan tangan hingga mengeluarkan darah. Ada 4 orang yang diborgol tangannya dan dituntun keluar asrama dan diangkut. Ada diantara kami yang luka berdarah.

15.50 Kami tiba di Polrestabes Surabaya dan diarahkan di salah satu ruangan dan dimintai Keterangan Nama.

18.20 Kuasa Hukum kami melakukan negosiasi LBH Surabaya & KONTRAS Surabaya

18.24 – 21.45 Kami dimintai Keterangan dari kepolisian.

  1. 20 Kami dipulangkan dan tiba di Asrama Mahasiswa Papua.

 Kronologis ini dibuat oleh dua mahasiswi dan 13 mahasiswa yang dikepung dalam asrama Papua Surabaya 16-17 Agustus 2019.

REDAKSI

Artikel sebelumnyaIni Nama 20 Anggota DPRD Deiyai Terpilih Periode 2019-2024
Artikel berikutnyaHari Ini Rakyat Papua akan Demo Damai Sikapi Aksi Rasial