Gubernur Mandacan: Papua Barat Siap Siaga Hadapi Covid-19

0
2078

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Dominggus Mandacan, Gubernur Provinsi Papua Barat menyatakan pihaknya siap menghadapi Covid-19. Sebagai bentuk keseriusan hadapi Covid-19, pihaknya telah membentuk Satgas penanganan Corona.

Mandacan menjelaskan, Kementrian Kesehatan telah menujuk Rumah sakit umum daerah (RSUD) Manokwari dan Sorong sebagai rumah sakit rujukan penanganan pasien dengan virus corona (Covid-19) bila ditemukan positif di Papua Barat.

Menurut Mandacan, penunjukkan RSUD tersebut dikarenakan Papua Barat merupakan provinsi yang berpotensi terpapar Covid-19. Sebab, Manokwari merupakan salah satu daerah tujuan wisata.

Dengan penunjukkan tersebut, Mandacan menyatakan Papua Barat siap untuk siaga dalam menghadapi Covid-19 di Papua Barat.

Ia membeberkan, penunjukkan RSUD Manokwari dan Sorong sebagai RS rujukan ditetapkan melalui Keputusan Menkes No. 169 tahun 2020 tentang Penetapan RS Rujukan Penanggulanagn Penyakit Inveksi Emerging Tertentu.

ads

“RSUD Manokwari dan Sorong ditentukan sebagai RS rujukan. Ini  merupakan bukti tanggung jawab pemerintah untuk mempersiapkan lebih banyak kapasitas daya tampung jika kasus yang mengarah kepada penyakit infeksi emerging, khususnya COVID-19,” jelasnya tidak lama ini.

Saat ini, kata dia, pemerintah terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dan sumber daya untuk dapat mengendalikan COVID-19 dengan segala harapan bahwa COVID-19 ini dapat dikendalikan dan dapat dihentikan penyebarannya.

Pemprov Bentuk Satgas

Pada 10 Maret lalu, Pemrov Papua Barat telah membentuk tim satgas darurat penanganan Covid-19 yang dikomandoi Derek Ampnir, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat.

Menurut Mandacan, pembentukan tim tersebut dilakukan karena sudah ada pasien positif dan ada yang meninggal karena Covid-19 di Indonesia.

Mandacan telah memberikan imbauan untuk masyarakat di Papua Barat agar masyarakat rutinkan pola hidup sehat.

Baca Juga:  Pencaker Palang Kantor Gubernur Papua Barat Daya

“Jangan panik. Tetap tenang, karena pemerintah sedang mengupayakan penanganan yang optimal,” ujar Mandacan.

Ia meminta  seluruh elemen pemerintah dan masyarakat untuk tetap eksis dalam menjaga kemanan situasi agar virus tersebut tidak masuk di Papua Barat.

Pemprov Papua Barat Bersinergi Hadapi Covid-19

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Otto Parorongan pada 11 Maret lalu melalui RRI Pro 1 dalam Program Opini Publik dan Solusi, dalam upaya pencegahan Covid-19 di Manokwari, Papua Barat mengatakan, dalam data dunia, sudah 130 negara yang terpapar virus tersebut.

Untuk di Indonesia sendiri, setelah presiden Jokowi mengumumkan pada 2 Maret lalu bahwa sudah ada dua orang positif Covid-19, pada tanggal 8 dan 9 bertambah menjadi 19 orang dan pada tanggal 10 tercatat sudah 27 orang [Per 10 Maret].

“Jadi perkembangan virus ini sangat cepat karena penularannya juga sangat mudah kepada orang lain ketika berinteraksi melalui percikan, dahak, bersin dari orang sakit ke orang sehat. Maka saya sarankan lebih baik menghindari,” katanya.

Dalam program yang sama, Derek Ampnir, Kepala BPBD Papua Barat yang juga Ketua Satgas penanganan Covid-19 di provinsi tersebut mengatakan sesuai instruksi gubernur, Papua Barat harus siaga. Papua Barat adalah provinsi yang berpotensi terpapar. Secara teknis, kata dia, dinas kesehatan yang bergerak selaku lending sektor, kepala dinas kesehatan dan jajarannya hingga level posyandu menyiapkan serangkaian kegiatan untuk masyarakat.

“Kita bersinergi untuk sadarkan dan ingatkan masyarakat untuk siap siapa hadapi Covid-19,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, berdasarkan data Dinkes Provinsi Papua Barat dalam paparannya di hadapan Forkopimda, lending sektor terkait data yang disampaikan, ada potensinya di Kabupaten Raja Ampat, dimana salah satu warga negara China sedang ditangani dan dia sehat.

Baca Juga:  Pertamina Pastikan Stok Avtur Tersedia Selama Arus Balik Lebaran 2024

“Setelah diperiksa, dia tidak mengalami penyakit atau gangguan virus corona. Delapan mahasiswa Papua Barat dari Wuhan juga ada, sehingga pemerintah ambil langkah ini dan menyatakn siaga lalu bentuk tim yang bertanggungjawab siapkan segala sesuatu,” jelasnya.

Menurutnya, hal terpenting saat ini adalah  upaya sadarkan masyarakat dengan pola hidup sehat. Daerah yang beresiko tinggi rawan penyakit Sorong, Manokwari,  Raja Ampat, Kaimana Kabupaten Teluk Bintuni.

“Jika ada yang benar ditemukan positif maka secara langsung kita nyatakan darurat,” katanya.

Jubir Covid-19 di Papua Barat, dr. Arnold Tiniap, yang juga Sekertaris Dinkes Provinsi Papua Barat menambahkan, sesuai dengan penjelasan Presiden Jokowi, untuk Covid-19, kemungkinan kesembuhannya 80 persen namun masyarakat perlu waspada.

RSUD Manokwari Belum Layak

Kepala Dinas Kesehatan  Kabupaten Manokwari, dr. Alfred Bandaso mengatakan Rumah Sakit Umum Daerah Manokwari belum layak kecuali rumah sakit lain.

“Kementrian kesehatan (Kemenkes) menunjukan rumah sakit Manokwari dan Sorong untuk khusus inveksi penyakit emerging. Kalau khusus Covid-19 rujukannya bagusnya di Jayapura,” ungkapnya saat dikonfirmasi terkait kesiapan dan kelayakan RSUD tersebut kepada suarapapua.com pada Rabu (11/3/2020) kemarin di Manokwari, Papua Barat.

Kepala Dinas Kesehatan  Kabupaten Manokwari, Papua Barat. (Charles Maniani – SP)

Alfred mengungkapkan bahwa RSUD Manokwari bukan untuk Corona, tetapi RSUD tersebut bisa dimanfaatkan untuk penanganan Covid-19 di Papua Barat.

“Untuk corona ini memang spesifiknya memiliki ruang isolasi yang tekanan udara negatif di bawah, sebab untuk Covid-19 ruangan isolasinya berbeda dengan ruang penyakit dalam lainnya,” jelasnya.

Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

Untuk fasilitas penanganan Covid-19 di Papua Barat, sebagai RSUD rujukan, pihakanya baru ajukan melalui departemen kesehatan.

“Ada alat khusus yang kemarin kita sudah ajukan, karena untuk alat bisa diminta sesuai kebutuhan [kekurangan] dan ada dana Pusat dan Provinsi,” jelasnya.

Ia membeberkan, untuk tenaga medis tidak menjadi soal, karena tenaga medis sudah ada dan hanya butuh dilantih. Masalahnya adalah fasilitas yang kurang memadadi.

“Kita sementara mau simulasi tapi masih menunggu fasiltas berupa alat-alat pelindung diri seperti baju astronot,” ujarnya.

Salah satu narasumber namanya tidak mau disebut ditemui suarapapua.com mengatakan untuk sementara  ini RSUD Manokwari belum baik bila digunakan untuk penanganan covid-19, sebab kesiapan ruangan bahkan tenaga medis pun belum siap dan belum dilatih.

Untuk fasilitas di dua rumah sakit yang ditunjuk jadi RS rujukan, gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan mengatakan pihaknya akan berkomunikasi dengan Kemenkes untuk lengkapi saran yang belum ada.

“[Untuk fasilitas] kami akan berkomunikasi dengan menteri kesehatan agar sarana yang belum ada bisa segera dilengkapi,” kata Mandacan pada rapat Forkopimda bersama Satgas Covid-19 di Manokwari, Selasa (10/3/2020) lalu.

Fasilitas dan ruangan yang disiapkan di RSUD Manokwari dapat anda lihat pada foto di bawah ini:

Dari pantauan Suara Papua di RSUD Manokwari, untuk kelengkapan fasilitas terdapat tiga tempat tidur, dua kamar mandi, tiga kipas ventilasi udara dan pintu tanpa kunci. Selain itu, beberapa jendela, kacanya pecah.

Pewarta : Charles Maniani

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaBawaslu Kabupaten Yahukimo Gelar Rakor dan Bimtek
Artikel berikutnyaVictor Yeimo: Tutup Operasi Freeport