MRP Tolak Kemenag Libatkan TNI Urus Keagamaan di Papua

0
1789
Yoel Mulait (baju hitam) ketua Pokja Agama MRP bersama Jimmy Mabel, Ketua I MRP Papua. (Agus Pabika - SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kelompok Kerja Agama Majelis Rakyat Papua (MRP) meminta kepada pihak keamanan TNI secara professional menjalankan tugas menjaga keamanan negara, karena urusan keagamaan di Papua menjadi tanggung jawab para pimpinan gereja di Papua.

Hal tersebut ditegaskan Yoel Mulait ketua Pokja Agama MRP, menanggapi rencana Menteri Agama RI libatkan TNI tangani kerukunan keagamaan di Papua, Rabu, (18/7/2020).

“Kita hargai, tapi kita harus professional karena TNI itu kan tugasnya jaga keamanan negara, urusan agama ini kan urusan pimpinan agama, baik Pendeta, Pastor dan Ustad yang punya umat,” kata Mulait.

Baca Juga:  Jawaban Anggota DPRP Saat Terima Aspirasi FMRPAM di Gapura Uncen

Ia juga menambahkan bila negara melibatkan TNI dalam urusan agama, maka timbul suatu pertanyaan yang penting. Apa dibalik tujuan dari Kementrian Agama RI libatkan TNI urus keagamaan di Papua.

“Negara libatkan TNI untuk urus keagamaan memang agama di Papua ada kacau? Kan tidak, seharusnya kita saling professional saja bahwa TNI menjaga keamanan negara karena urusan agama ini kan urusan para tokoh agama,” tegasnya.

ads
Baca Juga:  Asosiasi Wartawan Papua Taruh Fondasi di Pra Raker Pertama

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi menggandeng TNI AD untuk kerja sama program peningkatan kerukunan umat beragama di Indonesia. Selain menggunakan strategi pertahanan dan militer, keutuhan NKRI juga bisa dijaga dengan menggunakan pendekatan keagamaan.

Menteri Agama Fachrul Razi menjelaskan pihaknya bukan melibatkan TNI, tetapi hanya mencari informasi untuk program keagamaan di Papua.

“Itu dimulainya, memang kami niatkan banyak memperhatikan masalah pembinaan rumah ibadah dan sekolah-sekolah ibadah di Papua. Untuk itu, kami mengundang teman-teman polisi dan tentara yang tugas di sana untuk melihat apa-apa yang perlu diwaspadai. Pertama, kami undang teman polisi, kemudian kami undang teman dari TNI. Kebetulan orang itu memang baru saja selesai tugas di Papua, sekarang dia Waaster,” jelas Fachrul.

Baca Juga:  AJI, PWI, AWP dan Advokat Kecam Tindakan Polisi Terhadap Empat Jurnalis di Nabire

Pewarta : Agus Pabika

Editor : Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPMKRI Minta Pemkab Jayawijaya Kembali Menjalankan Roda Pemerintahan
Artikel berikutnyaPimpinan Gereja akan Dilibatkan Bahas Penggunaan Dana Otsus Bidang Keagamaan