JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pdt. Dr. Socratez Sofyan Yoman presiden Gereja Baptis Papua meminta mahasiswa Papua yang eksodus dari luar Papua agar belajar banyak dari rasisme terhadap orang Papua.
Hal ini disampaikan Pdt. Yoman kepada suarapapua.com usai menjadi narasumber dalam diskusi yang digelar mahasiswa Eksodus dengan tema ‘Rasisme dan Nasib Rakyat Papua’ Rabu (12/8/2020) di Asrama Lanny, Perumnas II Kota Jayapura.
Pdt. Yoman menilai diskusi yang digelar mahasiswa eksodus sangat bagus. Bagus untuk menyegarkan kembali semangat membangun kebersamaan solidaritas, untuk itu ia pesan agar mahasiswa terus belajar.
“Semangat perjuangan itu tidak pudar, karena dengan diskusi seperti ini tentu membangun kembali semangat nasionalisme bangsa. Dari pengalaman yang tadi soal awal rasisme itu sangat tidak adil,” katanya.
Dia juga meminta mahasiswa eksodus untuk tidak lupa membaca buku, karena menurutnya dengan membaca buku tentu suatu saat akan menjadi orang hebat dan siap untuk berbicara soal Papua.
“Dalam buku Nelson Mandela tertulis penjara adalah tempat ia belajar banyak hal. Maka masalah rasisme sekarang kita harus banyak membaca entah itu di google dan buku-buku. Buku apa saja, dengan begitu kita mampu untuk melawan dengan akal sehat kita,” ujarnya.
Sementara itu, Stracky Yally yang juga menjadi narasumber dalam acara tersebut mengatakan, semua tahanan politik saat rasis harus dibebaskan dalam waktu dekat.
“Saya minta negara Indonesia untuk bebaskan tahanan Politik saat menolak Rasisme. Diantara sekarang yang belum bebas Yando Kogoya dan Abua Yikwa harus di bebaskan,” katanya.
Yusni Iyowau, Ketua Posko umum mahasiswa Eksodus mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan pertama kali setelah melakukan restruktur pengurus lama sehingga sebenarnya banyak kegiatan yang akan didorong.
“Kegiatan utama kami adalah mimbar bebas untuk memperingati hari jadinya Rasisme. kemudian agenda penting lainnya. namun kami awali dengan diskusi yang hari ini kami lakukan. kami bersyukur ini bisa berjalan baik,” katanya.
Selain itu, pihaknya akan meminta negara untuk bertanggung jawab terhadap korban. Karena dilihat korban yang meninggal saat rasisme belum ada proses.
“Saat ini kan keluarga korban kawan-kawan kami yang di tembak saat tolak rasis itu belum tersentuh. Maka kami akan dorong dengan jalur hukum,” ucap Iyowau.
Diskusi tersebut dihadiri tiga pembicara yakni, Yusni Iyowau ketua umum Posko mahasiswa Eksodus, Stracky Yally tapol Papua yang ditangkap pada 23 september 2019, Pdt Dr. Socratez Sofyan Yoman, Presiden Gereja Baptis Papua.
Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Arnold Belau