Fiji Mengumumkan Wabah Demam Berdarah dan Leptospirosis

0
929
Tentara membantu membersihkan di ibu kota Suva. (Diberikan/Pemerintah Fiji)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Fiji telah mengumumkan wabah penyakit demam berdarah dan leptospirosis di negara itu di tengah pandemi Covid-19.

Minggu ini kementerian kesehatan mengumumkan empat orang telah meninggal karena demam berdarah, sementara 10 lainnya meninggal karena leptospirosis tahun ini.

Menteri Kesehatan Fiji, Dr. Ifereimi Waqainabete sebagaimana dilaporkan RNZ Pasifik mengatakan antara Januari dan Juli tercatat 3.300 kasus demam berdarah dan 1000 kasus leptospirosis.

Leptospirosis adalah penyakit bakteri yang tanpa pengobatan dapat menyebabkan kerusakan ginjal, meningitis, gagal hati, gangguan pernapasan, dan kematian.

Bakteri ini sering menyebar melalui urin hewan yang terinfeksi, yang dapat masuk ke air atau tanah dan dapat bertahan selama berminggu-minggu.

ads
Baca Juga:  Kunjungan Paus ke PNG Ditunda Hingga September 2024

Demam berdarah adalah penyakit bawaan nyamuk yang melemahkan.

Waqainabete mengatakan dia prihatin dengan lonjakan kasus dan mendesak masyarakat untuk tetap berhati-hati.

“Kami ingin mengupayakannya agar dapat mencapai saat tidak ada kasus. Tapi ini adalah sesuatu yang harus kami kerjakan bersama dengan publik.

“Kami memiliki Covid-19 dan kami harus menyadari bahwa ini adalah sesuatu di mana kami membutuhkan bantuan semua orang.”

Menteri tersebut mengatakan, orang-orang perlu lebih bertanggung jawab atas kesejahteraan mereka.

Pemerintah mengatakan, mayoritas kasus tercatat di Suva, ibu kota Fiji, Serua-Namosi, Rewa, Naitasiri dan Tailevu.

Baca Juga:  Bainimarama dan Qiliho Kembali Ke Pengadilan Tinggi Dalam Banding Kasus Korupsi

Dikatakan jumlah kasus juga meningkat setelah Topan Harold pada bulan April.

Sekretaris Tetap Kesehatan sebelumnya, Dr. James Fong, mengatakan ada juga kasus yang ditemukan di Divisi Utara.

Menteri Kesehatan Fiji, Ifereimi Waqainabete. (RNZ Pacific / Koro Vaka’uta)

Katanya, hal ini terjadi setiap tahun, dan ia menambahkan ada pengawas kesehatan yang melakukan pembersihan dan kampanye kesadaran di seluruh negeri untuk membantu memerangi penyakit.

Dr. Fong mengatakan banyak kasus telah berhasil diobati, tetapi mereka yang terkena dampak parah tidak selamat.

Pada Juni lalu, kementerian melaporkan lonjakan kasus leptospirosis, tifus, dan demam berdarah.

Saat itu disebutkan ada 278 kasus leptospirosis, 77 tifus dan hampir 800 kasus demam berdarah.

Baca Juga:  Jurnalis Senior Ini Resmi Menjabat Komisaris PT KBI

Menteri tersebut mengatakan, jika lahan ditumbuhi gulma, saluran air yang tersumbat, dan ban kendaraan terisi air, maka keluarga berada dalam risiko.

Menteri Waqainabete juga memperingatkan masyarakat agar berhati-hati dengan luka kecil yang mungkin bisa terinfeksi.

Kementerian Kesehatan juga mengatakan kondisi kesehatan enam kasus Covid-19 aktif yang tersisa sedang dipantau secara ketat di fasilitas karantina di Nadi dan Lautoka.

Fiji telah memiliki 28 kasus virus korona, termasuk satu kematian dan 21 orang telah sembuh. (*)

 

Editor: Elisa Sekenyap

SUMBERRadio New Zealand
Artikel sebelumnyaPerayaan Hut RI, Pemkab Nduga Musnakan Puluhan Miras
Artikel berikutnyaPNG Secara Resmi Dinyatakan Sebagai ‘Negara Kristen’