Hanya kaum kapitalis dan antek-anteknya yang akan menolak dan mengaburkan kerja membangun kesadaran revolusioner rakyat West Papua untuk mencapai kekuasaan revolusioner yang kuat.
Kita tidak akan terjebak dalam kebohongan antek-antek borjuis kapitalis yang berbicara revolusi tetapi tidak pahami apa objek revolusi, bagaimana membangun kekuatan revolusi, dan revolusi melawan siapa.
Dengan kebohongan, mereka akan menolak segala upaya penyatuan kekuatan sosial rakyat West Papua, apalagi untuk mengelaborasi sebuah strategi politik revolusioner di West Papua.
Karenanya, mereka tidak akan mampu mengidentifikasi mata rantai penindasan di West Papua; dan mereka tidak akan paham bagaimana mengambil alih rantai penindasan dan berjuang melawannya.
Infiltrasi kaum kapitalis dalam pejuang reaksioner, juga kepada antek-antek borjuis lokal, ini sesungguhnya kontra revolusioner, yang tidak jauh berbeda dengan kolonialisme Indonesia yang memompa kebohongan, perpecahan, prasangka, sektarianisme, dogmatisme untuk menghadapi ide dan praktek revolusioner yang sedang digalang di West Papua.
Karena itu, dalam situasi ini, kaum progresif dan demokratik tidak boleh terjebak, tetapi teruslah mengorganisir rakyat West Papua dan rakyat dunia dalam kesatuan aksi perjuangan anti kolonialisme, kapitalisme dan atau imperialisme; disinilah penyatuan kekuatan revolusioner akan terjadi.
Untuk tujuan inilah maka kita harus melibatkan partisipasi semua kelompok untuk terlebih dahulu melawan penyakit superioritas, patronase, birokratisme (pembagian kekuasaan), primordialisme; agar mencapai persatuan kekuatan revolusioner yang berakar dan bertahan kuat.
Jangan lupa, kekuasaan harus dibangun diatas kekuatan masa rakyat West Papua, dari letupan kesadaran sektoral dan sentral menuju kesadaran revolusioner, yang berakar dari penindasan untuk pembebasan, dari demokratik ke sosialis.
Sosialis Papua