Alex Sobel Angkat Isu Rasisme Papua di House of Commons Inggris

0
1633
Alex Sobel MP, Benny Wenda dan Koteka Wenda. (Facebook)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Alex Sobel, Anggota Parlemen (MP) dari partai Buruh Inggris untuk Leeds North West angkat isu West Papua dalam debat Black History Month di House of Commons atau Dewan Rakyat Britania Raya pada, Selasa (20/10/2020).

“Saya juga ingin berbicara tentang sebuah episode sejarah hitam yang sayangnya jarang diajarkan di institusi akademis atau sekolah kita. Penindasan dan genosida terhadap orang Papua Barat di bawah pendudukan Indonesia.”

“Sebagai ketua International Perliementarians for West Papua, adalah kewajiban saya untuk menambahkan perjuangan mereka kepada begitu banyak orang kulit hitam dan pribumi di seluruh dunia,” kata Alex Sobel dalam pernyataanya yang diterbitkan di theyworkforyou.com.

Baca Juga:  Paus Fransiskus Segera Kunjungi Indonesia, Pemerintah Siap Sambut

Katanya, tahun ini, setelah kematian George Floyd (di Amerika) dan gerakan Black Lives Matter, orang Papua Barat menemukan inspirasi untuk menghubungkan perjuangan mereka dengan perjuangan di bawah slogan “Papua Lives Matter”. Para juru kampanye menjelaskan rasisme institusional Indonesia terhadap orang Papua Barat.

Ia mencontohkan, misalnya, pada Agustus 2019 mahasiswa Papua diserang di kota terbesar kedua di Indonesia [Surabaya] dan memanggil monyet. Polisi kemudian menangkap siswa dan menembakkan gas air mata ke dalam asrama mereka.

ads

Pada tahun 2006 di Jayapura, semua orang yang memiliki rambut gimbal ditangkap dan rambutnya dipotong. Hal ini terjadi selama dua minggu.

Baca Juga:  Komisi HAM PBB Minta Indonesia Izinkan Akses Kemanusiaan Kepada Pengungsi Internal di Papua

Hal lain kata Sobel, The Jakarta Post tahun lalu membahas mengenai orang Papua yang tinggal di Yogyakarta yang mengatakan bahwa bukan hal yang aneh jika tuan rumah [tuan kos] menyatakan persetujuan aplikasi sewa rumah melalui telepon dan menolak mereka yang ingin sewa ketika mengetahui asal mereka dari mana.

“Ini dan banyak insiden rasisme lainnya akan berpadu dengan banyak kolega saya di Chamber, dan itu mencerminkan berapa banyak komunitas kulit hitam di Inggris yang diperlakukan di masa lalu.”

Baca Juga:  Pacific Network on Globalisation Desak Indonesia Izinkan Misi HAM PBB ke West Papua

“Para pemimpin Papua Barat, termasuk Benny Wenda , ketua ULMWP telah mencari suaka politik di seluruh dunia. Benny Wenda adalah eksponen yang brilian untuk rakyatnya dan perlu lebih banyak platform di Inggris, di mana dia tinggal. Sehingga terang dapat menyinari apa yang terjadi pada orang Papua Barat.”

“Akhirnya, saya sekali lagi berterima kasih untuk kawan Erith Anggota dan Thamesmead yang telah mengamankan kesempatan ini untuk saya bersuara kepada orang-orang dan rekan-rekan kulit hitam yang saya layani selama ini,” tukas Sobel.

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaDalam Sidang Tahunan, ULMWP Telah Mengadopsi Konstitusi Sementara
Artikel berikutnyaPenyelidikan di Intan Jaya Menunjukkan Adanya Keterlibatan Aparat Militer Dalam Pembunuhan Pendeta