JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Soleman Heselo, pengasuh Panti Asuhan Putra Balim Yalimo di Waena Kota Jayapura, Papua menyampaikan terima kasih kepada Nety Poyo dan George Reed yang telah mendukung panti asuhan ini dengan dana sebesar Rp70 juta lebih.
“Bantuan ini merupakan pergumulan kami selama ini. Oleh sebab itu kami bersyukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada Nety dan George yang telah membantu kami. Untuk rasa syukur kami, kami terima dana hari ini dengan acara syukuran bersama anak-anak panti,” ucap Soleman Heselo yang menjadi pengasuh sejak 1987 hingga hari ini [2021] kepada suarapapua.com di Waena Jayapura, Jumat (5/3/2021).
Kata Heselo, sejak berdiri 1981, panti asuhan ini dibiayai per tiga bulan oleh Yayasan Darma Bakti Sosial (Darmais) di Jakarta. Termasuk Sinode GKI di Tanah Papua. Namun sejak pandemi Covid-19, jumlah bantuan Darmais telah menurun yang mengakibatkan kesulitan biaya bagi pihaknya.
“Nah kebetulan saat ini kami dapat bantuan dari Nety dan George, jadi akan sangat membantu kami di sini [panti], terutama biaya makan, operasional dan biaya kebutuhan penghuni lainnya. Kami juga manfaatkan uang bantuan ini untuk mendorong anak-anak panti guna sekolah agar kelak menjadi orang berguna seperti banyak senior-seniornya yang telah berhasil di daerah,” kata Heselo.
Nety Poyo adalah salah satu partisipan the international volunteer exchange program (IVEP) yang dikirim gereja GKI di tanah Papua di Amerika untuk program pertukaran budaya bagi kaum muda selama 1 tahun. Dia akhirnya berkeluarga dan tinggal di sana. Suaminya George Reed. Mereka akhirnya mendonasikan uang penghasilan dari pekerjaan mereka kepada panti asuhan Balim Yalimo di Waena yang berjumlah Rp70 juta lebih.
Ia juga mengatakan, banyak penghuni panti asuhan yang telah menyelesaikan pendidikan dan kembali ke daerah asal, terutama di Wamena, Yalimo, dan Yahukimo. Selanjutnya ia menyampaikan terima kasih kepada BP Am Sinode GKI di tanah Papua yang terus mendukung panti.
Ia berharap agar ke depan Nety dan George menjadi orang tua asuh bagi anak-anak panti ini, tetapi juga dapat mendorong orang lain yang mempunyai kelebihan untuk membatu panti ini. Terutama para donator lain di Amerika yang sedianya menjadi orang tua asuh anak-anak.
Pdt. Habel Spenel Koibur, penghubung bantuan dari Nety dan George mengakui, Nety adalah salah satu volentir yang dikirim Sinode GKI di Tanah Papua dalam program pertukaran budaya bagi kaum muda melalui IVEP.
“Waktu itu sekitar tahun 2004-2005, saya sebagai sekretaris departemen pendidikan di Sinode GKI di Tanah Papua. Sehingga ketika ada program pertukaran yang biasa dong bikin setiap tahun ini maka kami kirim. Setelah selesai program selama 1 tahun, dia mendapatkan jodoh dan menikah lalu tinggal di sana,” jelas Pdt. Koibur.
Pdt. Koibur mengatakan, bantuan ini merupakan hasil dari pendapatan pekerjaan mereka yang selama ini mereka simpan.
“Setelah mereka berdua berdiskusi lalu menghubungi saya untuk mencari panti asuhan di Jayapura. Saya cek-cek dan ternyata ada panti asuhan GKI Balim Yalimo. Ya saya sampaikan supaya bantuan itu diserahkan ke panti asuhan ini dan mereka langsung kirim. Hari ini saya serahkan bantuan itu,” tukasnya.
Pewarta: Elisa Sekenyap