Melianus Nayagau Ditembak Mati TNI, Kepsek SMPN 1 Sugapa: Dia Lulus Tahun 2020

0
1506

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sugapa, Hengky Bagau mengakui dan membenarkan bahwa Melianus Nayagau adalah siswanya yang telah lulus ujian pada tahun 2020.

Hal ini ungkapkan Bagau untuk mengklarifikasi informasi yang beredar pada Minggu 7 Maret (kemarin) bahwa Melinus Nayagau yang ditembak Mati TNI di Sonesiga, Kampung Puyagiga adalah siswa kelas II SMP Negeri 1 Sugapa.

Bagau menjelaskan, Melianus merupakan siswa SMPN 1 Sugapa yang sudah lulus pada tahun ajaran 2019/2020. Namun ijazahnya belum diambil dan belum melanjutkan pendidikan lebih lanjut karena situasi dan kondisi Intan Jaya yang tidak aman.

“Dia siswa kami dan sudah lulus tahun ajaran 2020. Saya yang tanda tangan dia punya ijazah. Dia terdaftar di data dapodik juga,” ungkapnya kepada suarapapua.com dari Sugapa, Senin (8/3/2021).

Dari data dapodik SMPN 1 Sugapa yang diterima suarapapua.com, Melianus Nayagau terdaftar sebagai siswa pada nomor 22 dengan nomor ISN 0052024***. Melianus lahir di Kampung Pesiga, 06 November 2003 dan anak dari Lukas Nayagau.

ads
Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

Baca juga: Lagi, TNI Tembak Mati Seorang Pemuda di Intan Jaya

Sementara itu, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Intan Jaya memastikan korban Melianus Nayagau yang tewas ditembak prajurit TNI pada Sabtu (6/3/2021) lalu adalah anak-anak berumur 17 tahun dan lulusan SMP Negeri Sugapa. Nama dan identitas Melianus Nayagau itu sesuai dengan Data Pokok Pendidikan Pemerintah Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Kepastian itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Intan Jaya, Apolos Bagau. Bagau menerangkan, Melianus Nayagau baru lulus dari SMP Negeri Sugapa pada tahun 2020.

“Kami baru cek Data Pokok Pendidikan di Dinas Pendidikan dan sekolah. Ternyata almarhum Melianus Nayagau merupakan seorang siswa [lulusan] SMP Negeri Sugapa yang terdaftar, dan tamat tahun 2020 kemarin,” kata Apolos Bagau seperti dilansir Jubi.co.id.

Menurutnya, Melianus Nayagau belum melanjutkan pendidikannya ke SMA karena dua hal. Yang pertama, kondisi keamanan Kabupaten Intan Jaya yang kurang kondusif. Kedua, pandemi COVID-19.

Baca Juga:  PAHAM Papua Desak Komnas HAM dan Pangdam XVII Investigasi Video Penganiayaan Warga Sipil Papua

“Tapi dia punya ijazah SMP juga sudah ada,” katanya.

Sebelumnya, setelah tembak mati Melianus Nayagau, TNI menyatakan dan mengumumkan bahwa telah menembak mati seorang anggota TPNPB di Pesiga, Puyagiya, Sugapa, Intan Jaya.

TNI melalui Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Czi IGN Suriastawa telah mengakui bahwa telah menembak mati korban. TNI mengklaim bahwa korban adalah anggota TPNPB di bawah pimpinan Undius Kogeya.

Sebelumnya, pada 28 Februari 2021, aparat gabungan TNI-Polri juga telah menembak mati Ferry Elas di Mile 53 area perusahaan PT Freeport Indonesia. Aparat klaim korban adalah anggota TPNPB Kodap III Kalikopi Timika.

Baca juga: Klaim TNI Soal Melianus Nayagau Tidak Dikenal Warga Setempat Tidak Benar

TNI juga Tembak Mati Donatus Mirip

Seperti dikutip media ini dari Jubi.co.id, Pastor Paroki Titigi, Dekenat Moni-Puncak, Keuskupan Timika, Pastor Yance Yogi, Pr, menyatakan Donatus Mirip (36) yang ditembak mati oleh TNI pada Sabtu (27/2/2021) di Kampung Ndugisiga, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Provinsi Papua merupakan warga sipil bukan anggota TPN-PB/OPM.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

“Saya diserahi jenazah atas nama Donatus Mirip atau bahasa Kuliki Mirip pada pukul 00.00 Waktu Papua oleh TNI. Setelah saya lihat wajah korban itu saya kaget karena mayat itu umat saya di Paroki Titigi,” katanya, kepada Jubi, Jumat (5/3/2021).

Pastor Yogi mengatakan keesokan harinya, Minggu (28/2/2021), pihaknya memakamkan jenazah Donatus Mirip di Kampung Titigi, 300 meter jaraknya antara pusat Paroki Titigi dan lokasi penembakan atau Kampung Ndugisiga. Ia menjelaskan, almarhum Donatus Mirip memiliki kekurangan yakni tuli dan gangguan jiwa.

“Dia itu mono, telinga tuli. Tidak bisa dengar, entah suara besar atau kecil dia tidak bisa dengar. Dia juga orang gila,” ungkapnya.

Pewarta: Arnold Belau

 

 

 

 

Artikel sebelumnyaEltinus Omaleng: Banyak Lulusan S1-S2 Bergabung dengan OPM
Artikel berikutnyaNestapa Keluarga Nayagau: Anak Dibunuh TNI, Ayah Dibunuh TPNPB