Pembunuhan 4 Mahasiswa Waena Diadukan ke Komnas HAM Daerah Papua

0
1688

JAYAPURA, SUARAPPAUA.com — Posko umum eksodus dan pelajar dan mahasiswa Papua se-Indonesia yang didampingi lembaga bantuan hukum (LBH) Papua, pada (15/3/2021)  mengadukan 4 korban Ekspo berdarah pada 23 September 2019 lalu kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Daerah Papua di Jayapura.

Direktur LBH Papua, Emanuel Gobai mengatakan sesuai dengan tujuan dari pengaduan ini, keempat korban harus mendapatkan hak asasi manusia keadilan.

“Kami dari mahasiswa eksodus Papua bersama LBH Papua mengharapkan Komisi HAM perwakilan Papua yang menerima pengaduan ini agar menjalankan fungsinya sesuai dengan kewenangan yang diberikan berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999,” katanya saat konferensi pers berlangsung di kantor Komnas HAM Papua pada Senin (15/3/2021) siang.

Baca Juga:  Konflik Horizontal di Keneyam Masih Berlanjut, Begini Tuntutan IPMNI

Dia juga menegaskan agar Komnas HAM RI membuka mata dan hadir di sini untuk menindaklanjuti proses ini.

“Ini sudah banyak pelanggaran HAM di sini, tapi sayangnya kalau Komnas HAM RI tidak datang ke Papua dan menuntaskannya,” ungkapnya.

ads

Sementara itu, Yusni Iyowau, ketua posko umum pelajar dan mahasiswa Papua se-Indonesia mengatakan, sudah terlihat jelas bahwa pendekatan aparat gabungan TNI-Polri tidak manusiawi, inkonstitusi dan sangat anarkisme terhadap masa aksi exodus korban rasisme 2019, hingga mengakibatkan 4 orang masa exodus tewas dibunuh oleh represifitas aparat,

Baca Juga:  Dua Anak Diterjang Peluru, Satu Tewas, Satu Kritis Dalam Konflik di Intan Jaya

“733 orang ditahan paksa selama satu hari di Makobrimob Abepura, 70 orang mengalami luka para akibat kekerasan fisikf dan lebih dari 20 orang harus melakukan pengobatan di RS. Bayangkara, serta ada yang harus ditahan dengan kriminalisasi pasal makar.

Berikut ini merupakan data korban meninggal dari kejadian Expo-Waena Berdarah (23 September 2019) sebagai berikut:

Pertama, Remanus Wesareak (16). Status sebagai pelajar aktif di SMK Negeri 8 Jayapura (Kelas XI). Kondisi akhir tewas (meninggal) dengan luka tikam di bagian leher kanan, dan beberapa sobekan di telapak tangan hingga ke betis tangan bagian kiri.

Kedua, Yery Murib (23). Status sebagai mahasiswa aktif di Universitas Sam Ratulangi Manado – Jurusan Sosiologi dan Politik (Semester akhir). Kondisi terakhir tewas (meninggal) dengan luka tembak di bagian lengan kiri dan dada kiri.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

Ketiga, Ason Mujijau (20). Status sebagai mahasiswa aktif di  Universitas Negeri Cenderawasi Jayapura – Jurusan Teknik. Kondisi terakhir tewas (meninggal) dengan tikaman di bagian pinggang kanan, leher dan perut, serta di bagian kaki kiri tertembak patah.

Keempat, Other Wenda (23). Status sebagai mahasiswa aktif Universitas Trunojoyo Madura – Jurusan Pertanian (Semester akhir). Kondisi Tewas (meninggal) ditembak.

 

Pewarta: Yance Agapa
Editor: Arnold Belau

 

Artikel sebelumnyaKajari Sorong Berkomitmen untuk Tuntaskan Kasus Korupsi di Tambrauw
Artikel berikutnyaAsosiasi Bupati Meepago Ajak Warga Nabire Siap Terima Putusan MK