Bebaskan Victor Yeimo Sang Pemimpin Rakyat Terjajah

0
1357

Oleh: Mbagimendoga Uligi)*
)* Penulis adalah tukang angkat barang di pelabuhan Port Numbay

Victor Yeimo bukan aktivis Papua, Aktivis KNPB dan aktivis Papua Merdeka yang biasa-biasa saja. Dia pemimpin rakyat Papua yang memahami kondisi dan mencintai rakyat Papua dalam kekuasaan pemerintah kolonial Indonesia. Dia yang punya cara baca situasi Papua dan analisis masalah Papua sangat beda. Mendalam dan tanjam. Ia membaca seluruh kebijakan pemerintah Indonesia dalam rangka kolonialisme, kapitalisme dan barbarisme.

Dia tidak melihat pemerintah Indonesia hanya pelaku pelanggaran HAM secara fisik dan psikis rasial. Tetapi semua dilakukan dengan motivasi mencuri kekayaan alam Papua. Ia menulis pikiranya dalam satu syair lagu. Penggalan syairnya jelas bengini. ” Indonesia kau pencuri, kau pembunuh dan pemerkosaan…,”

Sambil bernjanjaji, dia bersama pasukan KNPB yang tembus hutan rimba, kota-kota perlawanan rakyat Papua hingga dia tembus masuk ke gedung HAM PBB 2020 lalu. Dia berbicara di gedung HAM PBB. Dia berbicara sekitar 7 menit. Dia berbicara pelanggaran HAM pemerintah Indonesia terhadap orang Papua.

Sebelum berbicara di Dewan HAM PBB, pemerintah Indonesia sudah memasukankannya sebagai DPO Gelap atas kasus rasisme 2019. Dia tahu statusnya sebagai DPO. Dia tidak memilih mencari suaka politik usai berbicara di Dewan HAM PBB. Dia tidak mengikuti jejak Benny Wenda, Okto Motte, Jack Rumbiak dan Jefri Pagawak, Fanny Kogoya, Danny Wenda dan Sebby Sambom. Dia mengabaikan pilihan dan kesempatan itu.

ads

Dia tidak ingat dirinya sendiri. Dia ingat baik dan khawatir nasib 2 juta rakyat Papua dalam gemgaman pemerintah kolonial Indonesia di Papua. Ia memilih pulang meningalkan Eropa ke Papua melalui Pasific.Ia masuk ke Papua Barat melalui hutan Rimba Papua New Guinea. Ia menembus hutan rimba hinga ke Holandia, pusat perlawanan Rakyat Papua.

Baca Juga:  Musnahnya Pemilik Negeri Dari Kedatangan Bangsa Asing

Dia tidak memilih diam, berisirahat setelah berbicara di PBB, melewati pasifik dan melewati hutan rimba Papua. Dia abaikan lelahnya menembus benua dan hutan. Dia malah memilih bergabung bersama Petisi Rakyat Papua menolak otonomi khusus Papua jilid II dan menuntut hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa Papua.

Konsolidasi PRP berhasil. Dalam waktu satu tahun 111 organisasi masyarakat sipil menyatakan sikap mendukung PRP. Dalam satu tahun mereka berhasil kumpul 714 ribu tanda tangan dari rakyat Papua lewat petisi. 714 ribu rakyat yang menandatangani petisi menolak otonomi khusus jidil II dan mendesak pemerintah Indonesia memberikan rakyat Papua menentukan nasib sendiri.

Saat Victor bergabung bersama rakyat mengejar moment berakhirnya otonomi khusus dan memberitahu pemerintah Indonesia bahwa rakyat Papua mau merdeka sehingga tidak perlu memperpajang otonomi khusus Papua jilid II, pemimpin Papua di organisasi Kemerdekaan hasil persatuan, ULMWP malah memilih diam. Nostalgia dengan petisi tahun 2017. Nostalgia dengan status Observer di MSG. Nostalgia dengan dukungan negara-negara Afrika, Pasifik dan Caribian, membentuk UU Sementara, deklarasi Kemerdekaan, membentuk pemerintahan sementara dan bagi-bagi jabatan.

Hasilnya rebus batu perjuangan. Sudah mau setahun ini, Vanuatu pendukung paling setia, jauh sebelum Negara Afrika, Pasific dan Caribian saja tidak mengatakan apapun ketika Benny Wenda mendeklrasikan pemerintahan sementara. Mereka memilih diam dan beberapa negara membangun kerja sama dengan Indonesia. PNG, Negara terbesar Melandasia dan satu pulau dengan Papua Barat telah menerima bantuan alusista Militer dari Indonesia.

Apa artinya PNG menerima bantuan peralatan perang dari Indonesia?

Fakta diam ULMWP, fakta deklarasi itu membuat Jakarta yakin dan anggap ULWP tidak berbahaya daripada KNPB dan Petisi rakyat Papua. Jakarta malah kerja keras untuk menahan Vitor Yeimo sebagai orang yang ducurigai sebagai tokoh di balik petisi dan perlawanan Rakyat Papua menolak otonomi khusus Jilid II. Victor diduga kuat akan halanggi dan memimpin rakyat Papua tolak Otonomi khusus Papua yang disahkan 15 Juli 2021 lalu sementara Victor Yeimo ditahan.

Baca Juga:  Vox Populi Vox Dei

Seminggu sebelum Victor ditahan pada 9 Mei 2021, Jakarta mengirim orang LSM ke Papua dan bertemu orang-orang yang ada di Papua. Mereka bertemu para aktivis Papua dari berbagai faksi, juga pekerja LSM dan Kelompok agama. Seorang teman yang bertemu orang LSM itu bercerita kisahnya. Berikut pengalan tanya jawabnya.

x: Bagaimana dengan petisi rakyat Papua? Siapa yang berpegaruh di KNPB?
Saya: “Saya tidak tahu”.
X: “Katanya Victor Yeimo,”
Saya: Siapa yang beritahu”.
X: Ada aktivis yang saya ketemu, mereka kasih tahu saya.”
Saya: Saya tidak tahu. Bisa jadi beda faksi jadi bisa saja mengatakan begitu untuk saling menjerat.
Saya : Berarti sudah bisa memetakan Victor Yeimo.
X : hummm

Setelah pemetaan, Polisi menangkap Victor Yeimo pada 9 Mei 2021. Berita penangkapan pun tersebar. Saya ingat kisah kawan bertemu orang LSM dari Jakarta itu. Saya sadar, penangkapan Victor Yeimo melalui satu pemetaan yang pajang dan melibatkan aktivsi HAM, pekerja HAM, orang Papua, aktivis Papua merdeka.

Orang-orang Papua yang memberikan informasi dan meyakinkan Jakarta, Victor Yeimo memang pemimpin Papua dan karismatik (berbahaya) dari semua aktivis di Papua. Orang Papua pun mengakui dan Jakarta pun yakin Victor Yeimo pemimpin Rakyat Papua yang punya kharisma. Victor yang bisa menyakinkan rakyat dan mampu mengalirkan energi perlawanan damai Kepada Rakyat. Rakyatpun mendengar sang pemimpin menuntut haknya secara damai melalui petisi dan demo damai. Demo damai yang selalu diprovokasi dan dikriminalisasi untuk menangkap, menahan dan membunuh para aktivis KNPB.

Baca Juga:  Hak Politik Bangsa Papua Dihancurkan Sistem Kolonial

Benar adanya. Karena Victor terisolasi. Tidak ada pemimpin di Papua yang memimpin rakyat menolak otonomi khusus. Pemimpin ULMWP hingga biro-biro di dalam Negeri menerima pengesahan otonomi khusus dalam Diam. Semua berdiskusi di dunia Maya. Moment itu lewat begitu saja tanpa perlawanan. Semua sibuk atur kabiner di Republik mimpin.

Setelah yakin, dan percaya informasi Dari orang-orang Papua, untuk menghindari mobiliasasi masa rakyat Papua, Jakarta menahan sang pemimpin. Hari ini, sang Pemimpin rakyat yang diserahkan para aktivis-aktivis mulut besar lagi sakit. Pemimpin lagi merenung nasib rakyat di balik ruangan tahanan, ruang terisolasi, seorang diri tetapi ingat pergumulanya seluas pulau Papua, sebanyak jumlah rakyat Papua, sebanyak nyawa-nyawa yang hilang di akhir mocong senjata kolonial, sebanyak nyawa hilang dalam pengabaian hak sehatnya.

Pergumulan sejauh itu, pergumulannya sedalam itu. Pemimpin yang demikian harus ada di hati, di depan, di Tengah rakyat untuk memimpin dan menyalurkan energi perlawanan. Tanpa pemimpin, rakyat tidak punya energi perlawanan. Tanpa Pemimpin, ranyat tidak punya energi Perjuangan. Ingat Pemimpin adalah energi pembebasan dari penindasan. Pemimpin adalah fajar Kemerdekaan.

Rakyat Papua tidak boleh biarkan Pemimpin terisolasi. Ingat. Pemimpin terisolasi berarti energi perlawanan, energi Perjuangan, Fajar Kemerdekaan Papua sedang terisolasi. Rakyat Papua harus bersatu dalam barisan bebaskan pemimpin dari ruang isolasi. Supaya energy dan titik-titik Fajar Kemerdekaan tetap bersinar.

Satukan barisan dan katakan: Bebaskan pemimpin Kami. Bebaskan pemimpin Kami. Viva Victor Yeimo. (*)

Artikel sebelumnyaKomnas TPNPB-OPM Tuding Demianus Magay Yogi Lakukan Kudeta Militer Revolusi  
Artikel berikutnyaPengakuan Hengky Heselo Terkait Kepala Suku Jayawijaya Tidak Mendasar