Tanah PapuaLa PagoInilah Pemicu dan Kronologi Kericuhan di Yahukimo

Inilah Pemicu dan Kronologi Kericuhan di Yahukimo

DEKAI, SUARAPAPUA.com — Kericuhan di Dekai, kabupaten Yahukimo, Minggu (3/10/2021), mengakibatkan sejumlah rumah warga terbakar, beberapa orang mengalami luka ringan dan luka berat, bahkan ada yang meninggal dunia.

Nopius Yalak, kepala suku Kimyal, menjelaskan, pada hari Minggu sekitar jam 12 siang, masyarakat mendengar kabar bahwa Abock Busup, mantan bupati Yahukimo, meninggal dunia di salah satu hotel.

“Setelah dengar informasi itu, masyarakat saya melakukan aksi di dua Gereja, yaitu GIDI Brasa dan Evanhastia. Dalam penyerangan ini ada yang korban luka ringan, luka berat, dan ada yang meninggal dunia. Beberapa rumah juga dibakar,” tutur Nopius kepada wartawan di Dekai, Kamis (7/10/2021).

Menurutnya, aksi penyerangan tersebut dilakukan secara spontan setelah mendengar kabar duka tersebut.

“Alasan penyerangan itu kami akan sampaikan pada saat perdamaian. Untuk sekarang, saya bisa sampaikan kronologi saja. Jadi, peristiwa beberapa jam pada hari Minggu itu dilakukan oleh masyarakat saya,” katanya.

Baca Juga:  Direpresif Aparat Kepolisian, Sejumlah Massa Aksi di Nabire Terluka

Nopius juga membantah isu yang berkembang bahwa akan ada aksi penyerangan susulan. Ia tegaskan, tak ada aksi susulan karena sudah adakan pertemuan dengan Presiden GIDI.

“Kami baru melakukan pertemuan dengan Presiden Gereja kami (GIDI). Kami sudah sampaikan kalau penyerangan itu benar dilakukan oleh orang Kimyal. Soal isu susulan, masyarakat jangan dengar, karena itu tidak benar,” tegasnya.

Dalam aksi penyerangan tersebut, diakui Nopius, ada warga Kimyal juga meninggal dan luka-luka.

Situasi sudah kembali kondusif, pemerintah diminta mempercepat proses perdamaian, entah dalam bentuk perdamaian nasional atau secara adat.

“Kami mau pemerintah undang untuk kita berdamai. Saya sebagai kepala suku Kimyal minta maaf atas perbuatan masyarakat saya. Kami juga akan lakukan doa pengampunan,” imbuh Yalak.

Pemerintah daerah telah menangani korban luka-luka maupun yang meninggal dunia. Warga yang mengalami luka berat dirujuk ke Jayapura, sedangkan luka ringan berobat di Dekai.

Baca Juga:  Pj Bupati Lanny Jaya Dituntut Kembalikan Tendien Wenda ke Jabatan Definitif

“Sejak kejadian itu, kami langsung turun atasi cepat. Pemerintah daerah mau supaya kejadian begini tidak boleh terulang,” kata Elai Giban, sekretaris daerah (Sekda) kabupaten Yahukimo.

Pemkab Yahukimo, kata Elai, telah memberikan bantuan berupa sembako dan uang kepada panitia untuk menangani warga yang mengungsi.

“Kami sudah berikan bantuan, tidak hanya kepada korban, tetapi juga kepada korban dari pelaku. Kami sudah kunjungi keluarga duka mantan bupati yang juga senior kami,” jelasnya.

Berdasarkan laporan sementara yang diterima suarapapua.com, sebanyak 11 orang telah dirujuk ke Jayapura karena menderita luka berat, enam orang meninggal dunia, empat dari suku Yali, dan dua dari suku Kimyal.

Khusus kerugian harta benda dalam konflik tersebut belum ada laporan.

“Setelah kejadian, pemuda Yahukimo langsung buka posko di Gereja Evanhastia. Sampai sekarang kami masih ada di Gereja. Di posko kami utamakan evakuasi warga, kemudian melayani makanan bagi pengungsi,” kata Otniel Sobolim, ketua Solidaritas Pemuda Peduli Yahukimo (SoPPY).

Baca Juga:  Nomenklatur KKB Menjadi OPM, TNI Legitimasi Operasi Militer di Papua

Otniel mengaku laporan tentang jumlah korban benda dan harta kekayaan akan dilaporkan setelah dilakukan pendataan di lapangan.

“Kami pemuda Yahukimo tergabung dari beberapa organisasi, seperti SoPPY, HA-JABASU, Ampera, Explore Yahukimo, dan pemuda dari geng dan anak jalanan.”

Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Markus You

Catatan: Redaksi Suara Papua menerima keberatan dari keluarga korban terhadap judul berita “Inilah Pemicu dan Kronologi Konflik Horizontal di Yahukimo”. Judul diperbaiki menjadi “Inilah Pemicu dan Kronologi Kericuhan di Yahukimo”. Penggunaan frasa “konflik horizontal” pada judul dan dalam tubuh berita dianggap tidak tepat, karena keluarga korban menyatakan tidak pernah perang terhadap para pelaku dan penyerangannya mendadak tanpa penyebab yang jelas.

Perbaikan dilakukan pada hari Minggu (10/10/2021) jam 12.23 WIT.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Hari Konsumen Nasional 2024, Pertamina PNR Papua Maluku Tebar Promo Istimewa...

0
“Kami coba terus untuk mengedukasi masyarakat, termasuk para konsumen setia SPBU agar mengenal Pertamina, salah satunya dengan menggunakan aplikasi MyPertamina sebagai alat pembayaran non tunai dalam setiap transaksi BBM,” jelas Edi Mangun.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.