BeritaOlahragaMantan Pemain Persipura Era 70-90-an: Harus Angkat Mental Bertanding!

Mantan Pemain Persipura Era 70-90-an: Harus Angkat Mental Bertanding!

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Sejumlah mantan pemain Persipura Jayapura di era 70-an hingga 90-an mengaku prihatin dengan buruknya performa tim berjuluk Mutiara Hitam di kompetisi BRI Liga 1 Indonesia musim 2021/2022.

Hasil dari Seri 1 dan Seri 2, Ian Louis Kabes dan kawan-kawan harus menghuni papan bawah klasemen sementara.

Performa tim Persipura pada awal musim ini dibawah asuhan Jacksen F Tiago memang sangat buruk. Dari 11 pertandingan selama Seri 1 dan Seri 2, baru satu kali menang. Selebihnya, dua kali imbang, dan delapan pertandingan lainnya berakhir dengan kekalahan.

Praktis, kesebelasan asal Kota Jayapura itu kini “takandas” di zona degradasi.

Yafet Sibi, salah satu mantan pemain Persipura, saat jumpa pers di Kota Jayapura, Selasa (16/11/2021) menilai kekalahan beruntun tim Mutiara Hitam pada musim ini sangat mengecewakan. Meskipun begitu, para pemain harus yakin ada harapan untuk bangkit dari keterpurukan saat ini.

“Memang mengecewakan karena tim hanya satu kali menang dan 11 kali kalah, sekarang sudah turun ke urutan paling bawah. Tetapi kami harapkan kepada pemain Persipura yang sebagian besar diperkuat anak-anak muda ini agar terus semangat. Adik-adik harus bangkitkan mental bertanding. Masih ada peluang untuk keluar dari zona merah supaya pada tahun depan Persipura tetap bermain di Liga 1,” tuturnya.

Selama 2×45 menit berlaga di lapangan hijau, kata dia, pemain wajib maksimalkan setiap peluang untuk meraih kemenangan. Hanya dengan begitu akan membawa keluar tim dari ancaman degradasi.

Baca Juga:  Hajar Semen Padang 3-0, PSBS Biak Kunci Juara Liga 2

“Anak-anak harus berjuang semaksimal mungkin, menangkan setiap pertandingan supaya pada tahun depan Persipura kembali berlaga di kompetisi Liga 1,” ujar Yafet.

Pria asli Kayu Pulo yang juga turut mengantar tim Mutiara Hitam empat kali juara Piala Soeharto itu akui tim-tim Liga 1 biasanya segan sama Persipura sebagai jenderal sepak bola Indonesia. Tetapi pada musim ini terseok-seok. Buruknya performa tim memang di luar perkiraan, bahkan pencinta sepak bola tak tega Persipura sampai harus turun kelas.

“Tugas sekarang di Seri 3 dan putaran kedua pada Januari 2022 adalah harus berjuang menangkan pertandingan untuk bisa amankan posisi minimal di papan tengah klasemen akhir.”

Sebagai tanggung jawab moril dari mantan pemain Persipura, ia dan kawan-kawan segenerasi dan setelahnya di era 80-90 hingga 2000-an mendukung perjuangan tim Mutiara Hitam di Seri 3 dan putaran kedua dengan doa.

Mental Bertanding

Mettu Duaramuri menilai menurunnya performa Persipura hanya diketahui secara pasti oleh manajer tim, official tim yakni pelatih kepala, para asisten dan official serta pemain yang berperan langsung dalam kompetisi musim ini.

Sebagai mantan pemain Persipura yang juga sempat mendampingi Jacksen F Tiago membesut Boaz Solossa dan kawan-kawan dalam beberapa musim, Mettu menyebut faktor mental bertanding sangat dibutuhkan di saat tim sudah terjerembap di dasar klasemen sementara BRI Liga 1 2021/2022.

“Kita harus memberikan motivasi dan dorongan agar Persipura jangan sampai terdegradasi ke Liga 2. Kita mendorong para pemain tidak patah semangat. Mereka harus menatap pertandingan berikut dengan mental bagus agar bisa menang dan tim kembali ke jalur sesungguhnya,” ujar Mettu kepada wartawan di Kota Jayapura.

Baca Juga:  PSBS Biak Pecahkan Sejarah: Laju ke Final Liga 2 Sekaligus Promosi Liga 1

Hal itu menurutnya sangat penting ketimbang mencari-cari kambing hitam atas terpuruknya tim Persipura.

“Melihat perkembangan akhir-akhir ini, kami mantan pemain merasa bertanggungjawab untuk menyampaikan motivasi demi mengangkat rasa percaya diri pemain di setiap pertandingan.”

Mettu mengingatkan satu hal urgen saat ini yakni memberikan memotivasi agar pemain tampil percaya diri untuk meraih poin penuh supaya keluar dari zona merah.

Orang di luar tim tak tahu banyak tentang alasan mengapa peringkatnya merosot ke papan bawah, menurut Mettu, mantan pemain dan pihak lain termasuk kelompok suporter boleh menyampaikan pendapatnya demi tetap eksisnya Persipura di Liga 1.

“Kalau bisa ada evaluasi terhadap hal-hal penting yang segera ditangani, terutama kepada para pemain perlu diberikan motivasi bertanding. Bagaimana cara kembalikan motivasi pemain memanfaatkan peluang di setiap pertandingan. Memang adik-adik kita itu pemain profesional, sehingga mereka harus bertindak secara profesional dalam cara bermain setelah menyerap materi latihan yang diberikan pelatih,” tuturnya.

Mettu mengaku punya pengalaman melatih pemain Persipura tatkala mendamping coach Jacksen F Tiago.

“Saya tahu seorang Jacksen dalam melatih. Tetapi, kembali lagi ke pemain bagaimana penerapannya selama bertanding. Saat pertandingan, pelatih Jacksen berikan arahan dari luar lapangan, dan pemain yang tentukan hasilnya di lapangan.”

Baca Juga:  Manajer RANS FC Kembali Merumput, Kok Bisa?

Dari aspek persiapan, ia menilai proses latihan yang telah dilalui pemain Persipura sudah cukup untuk berlaga di kompetisi Liga 1.

“Hasil kemarin banyak kalah, hanya satu kali menang. Ini kenapa, mungkin ada sebab apa, itu hanya official tim yang tahu dan bertanggungjawab terhadap hasil selama awal musim ini. Kami merasa terpanggil untuk melihat hal ini, memberikan masukan demi perbaikan peringkat tim, karena masih ada beberapa pertandingan lagi yang harus diperjuangkan dengan baik,” imbuh Mettu.

Pendapat lain diusulkan Daniel Mauri kepada manajemen untuk hidupkan kembali kompetisi internal Persipura sebagai wahana membina pemain muda.

“Ini yang menjadi kerinduan kami. Kompetisi internal harus dihidupkan seperti beberapa tahun lalu, supaya muncul bibit-bibit baru yang dibina melalui akademi Persipura,” kata Daniel.

Skuat yang ada saat ini sebenarnya bisa diandalkan, tetapi menurutnya performa mereka tidak konsisten, bahkan menurun. Tidak tahu apa persoalannya, terlihat saat pertandingan tidak bersemangat.

“Anak-anak muda di Persipura sekarang setelah ditinggal Boaz Solossa dan Yustinus Pae bermain sesuka hati. Seharusnya pemain muda bisa mengambil pengalaman lebih dari Ricardo Salampessy dan pemain senior lainnya. Sangat penting belajar dari senior. Terus, untuk mendapat bibit-bibit muda yang bisa diproyeksikan ke tim senior, mesti selenggarakan kompetisi Persipura,” tutur Mauri.

REDAKSI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pemkab Yahukimo dan PGGJ Diminta Perhatikan Keamanan Warga Sipil

0
"Sampai saat ini belum ada ketegasan terkait pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di sana. Tidak ada ketegasan dari pemerintah daerah Yahukimo. Kami minta untuk segera tangani.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.