Komite Nasional Papua BaratKNPB Yahukimo Himbau Bulan Agustus Adalah Hari Anti Rasisme, Bukan Memeriahkan Hut...

KNPB Yahukimo Himbau Bulan Agustus Adalah Hari Anti Rasisme, Bukan Memeriahkan Hut RI

YAHUKIMO, SUARAPAPUA.com— Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Yahukimo di Dekai menghimbau kepada rakyat Papua di wilayah tersebut agar tidak fokus terlibat memeriahkan Hut RI ke-77 Tahun 2022, tetapi peringati bulan Agustus sebagai hari anti rasisme orang Papua.

Hal ini disampaikan, John Suhun, Ketua KNPB Wilayah Yahukimo melalui release yang diterima Suara Papua pekan lalu.

“Kami Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Yahukimo kembali mengingatkan kepada seluruh komponen rakyat Papua di Yahukimo bahwa, berhenti atau tidak terlibat mengikut serta di dalam pesta kolonial Indonesia, dalam rangka menyongsong kemerdekaan RI ke-77 tahun 2022. Karena bulan Agustus adalah merupakan bulan anti rasisme bagi orang Papua,” tukas Suhun.

Baca Juga:  KNPB Yahukimo Desak Komnas HAM RI Libatkan Stakeholder Investigasi Kasus Kekerasan di Tanah Papua

Menurutnya, orang Papua tidak pernah terlibat dalam perjuangan maupun pasca kemerdekaan Indonesia. Sejarah itu jelas, sehingga orang Papua tidak perlu melibatkan diri ke dalam perayaan tersebut.

“Di internasional dan domestik sendiri membuktikan itu, bahwa tidak ada sama sekali orang Papua yang pernah terlibat aktif dalam kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Belanda. Frans Kaisiepo dan Marthen Indey dijadikan pejuang kemerdekaan RI merupakan salah satu pembohongan publik. Mereka dijadikan pejuang kemerdekaan Indonesia oleh Jakarta hanya untuk mempertahankan West Papua di dalam cengkeraman kolonialisme mereka. Oleh sebab itu orang Papua sekali lagi tidak perlu terlibat di dalamnya.”

Baca Juga:  DPRP dan MRP Diminta Membentuk Pansus Pengungkapan Kasus Penganiayaan di Puncak

KNPB mengingatkan, yang perlu rakyat ketahui adalah bulan Agustus adalah hari anti rasisme  orang Papua.

“Maka, di setiap bulan Agustus rakyat tertindas di seluruh teritorial West Papua wajib memperingati hari anti rasisme kolonial Indonesia terhadap orang bangsa Papua.”

Selain itu ia mengajak semua rakyat Papua di Yahukimo agar memperingati hari terbunuhnya Alm. Ferianus Asso dengan cara mengheningkan cipta sesuai kondisi rakyat Papua di manapun berada.

Ferianus Asso meninggal usai mengenai tima panas aparat ketika menggelar aksi penolakan Otsus jilid dua, DOB dan pembebasan Tapol Papua, Victor F, Yeimo.

Baca Juga:  Mahasiswa Papua di Sulut Akan Gelar Aksi Damai Peringati Hari Aneksasi

“Nyawa almarhum direnggut dengan tima panas oleh aparat kolonial Indonesia dalam momen aksi nasional KNPB bersama PRP, dengan tuntutan aksi pembebasan Victor F. Yeimo, penolakan UU Otsus, DOB dan desakan untuk segera digelar feferendum.”

Selain Ferianus Asso yang tertembak meninggal pada tanggal 15 Maret 2022, ada pula Erson Weibsa, Anton Itlay, Riben Keroman, Omori Bahabol, Sety Kobak, Lukas Busup, Ance Kaningga, Luky Kobak, Miren Omu, Kologa Wakla.

Nama-nama yang disebut merupakan korban atas kebijakan Jakarta di tanah Papua, khususnya di Yahukimo.

 

Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Partai-Partai Oposisi Kepulauan Solomon Berlomba Bergabung Membentuk Pemerintahan

0
"Kelompok kami menanggapi tangisan dan keinginan rakyat kami untuk merebut kembali Kepulauan Solomon dan mengembalikan kepercayaan pada kepemimpinan dan pemerintahan negara kami," kata koalisi tersebut dalam sebuah pernyataan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.