Nasional & DuniaSidang Dewan Gereja Dunia Usung Tema 'Rekonsiliasi dan Persatuan'

Sidang Dewan Gereja Dunia Usung Tema ‘Rekonsiliasi dan Persatuan’

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Sidang Umum Dewan Gereja Dunia (DGD) atau General Assembly World Council of Churches (WCC) ke -11 tahun 2022 telah dibuka dalam sebuah seremoni pembukaan di Messe-Karlsruhe, Kota Karlsruhe yang berada di Baden, bagian Barat Daya Jerman.

Sidang WCC ke-11 tersebut akan berlangsung sejak 31 Agustus hingga 8 September 2022 dengan tema “Kasih Kristus menggerakkan dunia menuju rekonsiliasi dan persatuan.”
Sidang sebelumnya diadakan di Busan, Korea Selatan pada tahun 2013.

Dr. Agnes Abuom, Moderator Komite Pusat WCC secara resmi membuka sidang tersebut dihadapan 295 dari 352 delegasi yang merupakan anggota dewan gereja dunia dari Eropa, Amerika, Karibian, Afrika, Pasifik, Asia, dan Timur Tengah.

Baca Juga:  TETAP BERLAWAN: Catatan Akhir Tahun Yayasan Pusaka Bentala Rakyat 2023

Dr.Abuom mengalai dengan mengheningkan cipta selama satu menit dengan memberikan penghormatan kepada mendiang Metropolitan Gennadios dari Sassima, yang meninggal 1 Juni ketika menjabat sebagai wakil moderator komite pusat WCC.

Sekretaris Jenderal WCC, Pdt.Prof.Dr Ioan Sauca mengakui bahwa dari 352 anggota dewan gereja dunia, yang hadir dalam sidang ini sebanyak 295 anggota.

Selain itu, Pdt. Sauca memperkenalkan 7 gereja baru yang telah menjadi anggota Dewan Gereja Dunia. Pada 2016 yang bergabung adalah Gereja Reformasi Belanda, Sinode Gereja Afrika Tengah Presbyterian Blantyre dari Malawi, dan Dewan Gereja Baptis di India Timur Laut.

Baca Juga:  Polri akan Rekrut 10 Ribu Orang untuk Ditugaskan di Tanah Papua

Pada 2018, Gereja Persaudaraan Afrika dari Kenya dan Komunitas Gereja Baptis di Afrika Tengah, dari Republik Demokratik Kongo. Kemudian pada 2022 adalah Misi Iman Apostolik Afrika Selatan dan Misi Gereja Afrika Pertama dari Nigeria.

Delegasi memberikan suara pada item konsensus selama sesi pleno pembukaan Sidang ke-11 Dewan Gereja Dunia di Karlsruhe, Jerman, Rabu (31/8/2022). (Supplied by WCC)

Sementara, Dr. Abuom, Moderator WCC menyatakan bahwa ada 11 tamu istimewa dari Ukraina.

“Sangat mendasar bagi WCC dan gerakan ekumenis adalah hubungan,” kata Abuom. “Itulah yang membuat pengalaman seperti pertemuan begitu berharga dan formatif. Kami bertemu satu sama lain – dalam semua keunikan kami – dan mengenali tetangga dalam orang asing, persatuan di tengah keragaman kami.”

Baca Juga:  Komisi HAM PBB Minta Indonesia Izinkan Akses Kemanusiaan Kepada Pengungsi Internal di Papua

Uskup Mary Anne Swenson, Wakil Moderator Komite Pusat WCC mengatakan, “Tidak seorang pun dari kita yang mengantisipasi COVID dan menunda pertemuan ini, tetapi banyak berubah di mana tatap muka berubah menjadi online. Hal itu cukup menantang.”

“Di atas segalanya, kami diingatkan bahwa tidak ada – baik kematian maupun kehidupan, atau hal-hal yang sekarang, atau yang akan datang, bahkan COVID – tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan.”

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.