JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Tiga pekan setelah kejadian, laporan mengenai kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap empat orang warga sipil asal kabupaten Nduga di Timika, kabupaten Mimika, Papua, diangkat dalam sidang Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Senin (12/9/2022) di kantor PBB di Jenewa, Swiss.
Ketika berpidato pada hari pembukaan sesi ke-51 sidang Dewan HAM PBB, Nada Al-Nashif, Penjabat Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengungkapkan keterkejutannya begitu menerima laporan kekerasan yang menimpa masyarakat sipil di wilayah Papua, Indonesia. Termasuk kasus mutilasi tersebut.
“Saya terkejut dengan laporan baru-baru ini tentang mayat empat warga sipil asli Papua yang terpotong-potong ditemukan di Timika di provinsi Papua pada tanggal 22 Agustus,” kata Nada Al-Nashif, dikutip dari website resmi Office of the High Commissioner for Human Rights.
Lanjutnya, “Saya mencatat upaya awal pemerintah untuk menyelidiki, termasuk penangkapan setidaknya enam personel militer, dan mendesak penyelidikan yang menyeluruh, tidak memihak, dan independen, meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggungjawab.”
Berbicara di hadapan Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Nada Al-Nashif juga menyebutkan masih berlanjutnya kekerasan yang makin intensif di wilayah Papua, baik provinsi Papua maupun Papua Barat.
“Di wilayah Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat) di Indonesia, kami memiliki laporan tentang kekerasan yang intensif, termasuk bentrokan antara pasukan keamanan Indonesia dan kelompok bersenjata yang mengakibatkan korban dan kematian warga sipil dalam jumlah yang tidak diketahui dan pengungsian internal,” beber wakil kepala HAM PBB itu.
Dilansir reuters.com, Nada Al-Nashif menyampaikan pidatonya itu di samping Federico Villegas, Presiden Dewan Hak Asasi Manusia (HCR).
Sidang ke-51 Dewan HAM PBB akan berlangsung hingga 7 Oktober mendatang.
Nada Al-Nashif saat ini menjabat sebagai Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia sampai pemimpin baru Volker Turk menggantikan Michelle Bachelet.
Diwartakan media ini sebelumnya, korban pembunuhan disertai mutilasi terhadap empat orang warga sipil Papua itu yakni Arnold Lokbere (29), Irian Nirigi (38), Lemaniol Nirigi (29), dan Atis Tini (23). Potongan tubuh tidak utuh ditemukan keluarganya empat hari kemudian terapung di kali Pigapu, Timika.
Kejadian sadis dan keji dengan cara ditembak dan dimutilasi itu belakangan diketahui dilakukan oleh enam prajurit TNI dari kesatuan Brigade Infanteri (Brigif) Raider 20/Ima Jaya Keramo Devisi 3 Kostrad Timika, berinisial Mayor Hf, Kapten Dk, Praka Pr, Pratu Pc, Pratu R, dan Pratu Ras.
Empat warga sipil diduga terlibat dalam tindakan sadis tersebut. Masing-masing RMH, DU, R, dan APL alias Jeck.
REDAKSI