JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Daniel Wamaer, toko pemuda Byak mengkritisi negara melalui aparat penegak hukum agar memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dalam proses hukum terhadap Gubernur Papua, Lukas Enembe.
Katanya, dirinya setelah menyaksikan penangkapan, pemeriksaan hingga penahanan Lukas Enembe oleh tim KPK, terkesan berbeda [perlakuan] dengan para tersangka korupsi di Indonesia pada umumnya.
“Lukas Enembe adalah tokoh adat bagi seluruh anak-anak Papua dari gunung sampai pesisir pantai. Sehingga kami hanya meminta kepada negara, agar memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dalam proses hukum yang dijalani bapak Enembe,” ujar Daniel dalam keterangan persnya pada, Sabtu (14/1/2023).
Menurutnya, kritik yang disampaikannya tidak bermaksud mengintervensi proses hukum, namun sebagai bahan pertimbangan KPK. Sehingga perlakuan dalam proses hukum LE tidak berdampak pada terganggunya kondisi keamanan di daerah.
“Sebagai anak adat, kami sangat menghormati proses hukum yang sedang dijalani oleh Enembe, tetapi kami juga berharap agar diberikan ruang (hak-hak) kemanusiaan bagi bapak Enembe, seperti layaknya tahanan Tipikor lainnya di negara ini,” ujarnya.
Ia juga berharap seluruh masyarakat adat di tanah Papua agar tetap tenang, tidak mudah atau terhasut, tetapi memberikan dukungan dalam doa. Sehingga apapun keputusan negara terhadap Enembe tidak mengecewakan dan benar-benar adil.
“Memang benar, ada saja kabar di media sosial yang sangat tidak terpuji, dan terus menjadi alat provokasi. Namun kami tidak mudah terhasut, dan tetap tenang untuk mengawal proses hukum yang dijalani Lukas Enembe.”
Lukas Enembe sendiri ditangkap KPK di Jayapura pada, Selasa (10/1/2023), setelah dirinya ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus dugaan korupsi.
Lukas Enembe kemudian diterbangkan ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan intensif di rumah sakit PAD di Jakarta untuk menjalani pemeriksaan.
Pewarta: Elisa Sekenyap