Pemerintah Diminta Tetapkan 20 April Sebagai Libur Fakultatif

0
444

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Pemerintah kabupaten Jayawijaya dan pemerintah provinsi Papua Pegunungan diminta tetapkan tanggal 20 April setiap tahun sebagai hari libur bersama karena sejarah telah mencatat bahwa tanggal 20 April 1954 adalah peradaban pertama manusia Papua di Lembah Balim dengan dunia luar.

Aspirasi itu secara spontan dikemukakan Dominggus Mulait pada puncak perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-69 Pekabaran Injil (PI) yang dipusatkan di kampung Minimo, distrik Maima, kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (20/4/2023).

“Yang terhormat bapak penjabat gubernur Papua Pegunungan dan bapak penjabat Sekda Papua Pegunungan serta bapak bupati dan wakil bupati Jayawijaya. Kami masyarakat Jayawijaya dan umat Tuhan se-Papua Pegunungan minta tanggal 20 April itu ditetapkan dalam Perda [peraturan daerah] sebagai hari libur bersama, karena sesusai sejarah Injil masuk di Lembah Balim tepatnya di kampung Minimo seperti yang dibacakan oleh Elisabeth Bromley [anak dari Dr. Myron Bromley] itu merupakan dasarnya,” kata Mulait.

Baca Juga:  Wapres RI dan Enam Pj Gubernur Tanah Papua Dikabarkan Hadiri Hut PI Lembah Balim

Usulan ketua panitia HUT PI ke-69 mendapat aplaus dan sambutan luar biasa dari berbagai pihak saat itu.

Marthin Yogobi, wakil bupati kabupaten Jayawijaya, bahkan sangat setuju dengan usulan itu mengingat besarnya dampak dari pewartaan Injil yang dirintis para misionaris puluhan tahun silam.

ads

Yogobi akui daerah ini dirintis para misionaris melalui penyebaran Injil, juga disertai berbagai kegiatan bersamaa dengan itu, antara lain membuka sekolah dasar bagi umat Tuhan. Ajaran Firman Tuhan disertai pendidikan dasar di dalam maupun luar Gereja cukup besar pengaruhnya buat masyarakat setempat hingga buahnya terlihat saat ini, banyak anak negeri sukses dalam berbagai bidang.

Baca Juga:  FPD Yahukimo Aksi di Kantor KPU Papua Pegunungan Tuntut Pleno Dibatalkan

Buah dari karya luhur misionaris harus dihargai, tidak saja dengan rayakan ibadah untuk mengenang hari besar itu. Maka, bagi Yogobi, tanggal 20 April bisa dijadikan sebagai hari libur bersama. Menurutnya, itu sangat baik.

Untuk itu, FKUB dan PGGJ disarankan agar usulkan hal tersebut ke pemerintah daerah agar kemudian didorong dalam kebijakan.

“Para tokoh minta supaya tanggal 20 April itu kalau bisa ditetapkan sebagai libur fakultatif di lingkungan kabupaten Jayawijaya, dan itu saya pikir usulan yang sangat bagus. Makanya, tadi saya ada usulkan ke FKUB dan terutama PGGJ bantu usulkan ke pemerintah supaya bisa ditetapkan dalam peraturan daerah, sehingga bisa sama seperti 5 Februari di Mansinam yang mana berlaku untuk seluruh Tanah Papua,” jelas Marthin.

Baca Juga:  PGGY Kebumikan Dua Jasad Pasca Ditembak Satgas ODC di Dekai

Tanggal 20 April sudah menjadi agenda rutin setiap tahun bagi lima denominasi gereja yang ada di Minimo, distrik Maima, untuk merayakan hari Pekabaran Injil di Lembah Balim, kabupaten Jayawijaya.

Tidak hanya di Minimo, perayaan HUT PI yang jatuh pada tanggal 20 April itu biasanya dirayakan setiap tahun oleh umat Tuhan yang ada di wilayah pegunungan Papua. Seperti di Hitigima, distrik Asotipo, kabupaten Jayawijaya, sebagai tempat mula-mula penyebaran Injil di wilayah Pegunungan Papua oleh para misionaris dengan membuka pos PI pertama, juga Pugima dan beberapa tempat lainnya yang diikuti secara serentak kala itu.

Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaHadir di Papua Sejak November 2022, Komisi Yudisial Butuh Partisipasi Publik
Artikel berikutnyaJelang Pendaftaran Caleg, KPU Yahukimo Sosialisasikan Aturannya