Peringati Earth Day, Guru Bersama Siswa SD dan SMP Negeri Beam Tanam 100 Pohon

0
562

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Memperingati Hari Bumi (Earth Day) yang jatuh pada tanggal 22 April, para guru bersama siswa-siswi SD Inpres Beam dan SMP Negeri Beam, distrik Gelok Beam, kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan, melakukan kegiatan penanaman bibit pohon di area sekolah.

Penanaman pohon itu dilakukan atas inisiatif Ermanus Wenda dengan mengajak para guru dan siswa-siswi. Sedikitnya 100 bibit pohon ditanam di lingkungan sekolah, Sabtu (22/4/2023).

Selain itu, sejumlah bibit pohon lainnya ditanam di sepanjang jalan raya.

“Saya peduli dengan lingkungan, sehingga generasi muda perlu diajak untuk belajar mencintai lingkungan. Satu cara yang kami ambil adalah mengumpulkan ratusan bibit pohon dan ditanam di sekitar sekolah. Selain dalam rangka Hari Bumi sedunia, dari itu bagaimana kita punya kontribusi besar terhadap bumi ini. Kita hari ini hidup di bumi, maka bumi harus dijaga dan dilestarikan,” kata Ermanus kepada suarapapua.com melalui keterangan tertulis.

Guru Pendidikan Geografi itu lebih lanjut berpendapat, cinta lingkungan harus ditanamkan dalam diri setiap orang. Termasuk murid sebagai generasi penerus, wajib peduli bumi. Menanam pohon merupakan satu langkah untuk mencintai planet bumi.

ads
Baca Juga:  Pemprov PB Diminta Tinjau Izin Operasi PT SKR di Kabupaten Teluk Bintuni

Untuk itu, ia mengajak segenap masyarakat di kabupaten Lanny Jaya dan siapapun yang hidup di Tanah Papua cinta lingkungan hidup. Budayakan tanam pohon. Lalu, hutan yang ada tidak boleh tebang sembarang.

“Pohon ada itu sumber energi bagi manusia. Jangan suka tebang pohon. Manusia harus sayang pohon. Hutan yang ada harus dilestarikan, bukan dihancurkan dengan apapun kepentingannya. Kita wajib ajak generasi penerus untuk peduli dengan alam. Ajak tanam pohon, dan rawat dengan baik,” tuturnya.

Dua dari sekian banyak murid SD Inpres Beam saat menanam pohon di lingkungan sekolahnya, Sabtu (22/4/2023) pagi. (Dok. Ermanus Ginia for SP)

Pengambilan hasil hutan diharapkan sesuai kebutuhan. Tidak semuanya dihabiskan sekejab. Sebab dampak buruknya sangat besar bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari kedepan jika serahkan terhadap hutan.

“Ambil kayu bakar secukupknya saja, begitupun bahan bangunan. Biarkan pohon bertumbuh sebagai gudang oksigen, menahan sumber air, serta menjaga kulit bumi dari berbagai ancaman bencana alam,” lanjut Ermanus.

Sementara itu, Ferry Richard Kendi, salah satu guru di Beam mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat dalam penanaman pohon di sepanjang jalan maupun lingkungan rumah. Hal ini menurutnya sangat penting demi mengatasi bencana alam yang sering terjadi di mana-mana.

“Biasa terjadi bencana dimana-mana seperti longsor itu karena orang suka tebang pohon sembarang tanpa mau tanam kembali. Itulah kesalahan kita,” kata Kendi.

Baca Juga:  Konflik Horizontal di Keneyam Masih Berlanjut, Begini Tuntutan IPMNI

Terpisah, Akia Wenda, salah satu intelektual muda asal distrik Gelok Beam, mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi para guru bersama siswa-siswi SD dan SMP Beam.

Akia melihat kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama generasi masa depan di distrik Gelok Beam. Kerja nyata itu mengajak siapapun menyadari pentingnya tanam pohon demi masa mendatang.

“Dulu di distrik ini tidak pernah terjadi longsor. Sekarang longsornya terjadi dimana-mana. Itu akibat dari orang suka tebang pohon sembarang. Jadinya ada banyak tempat yang sudah tanpa pohon. Hujan sedikit saja terjadi longsor,” ujarnya.

Gerakan penanaman kembali pohon di lahan-lahan kritis diharapkan dapat dilakukan demi mencegah bencana alam yang lebih hebat.

“Tebang hutan tanpa pikirkan dampaknya. Asal pakai tanpa tanam bibit pohon. Baiknya kita galakan gerakan tanam pohon.”

Kegiatan penanaman pohon yang dilakukan kedua sekolah, menurut Akia, sangat bagus dan itu merangsang orang melihat fakta hari ini bahwa banyak hutan sudah hancur dan dampaknya terjadi bencana longsor. Perlu pemahaman yang lebih untuk mencintai lingkunga, menjaga hutan, melestarikan pohon dan semua tumbuhan.

Baca Juga:  Wapres RI dan Enam Pj Gubernur Tanah Papua Dikabarkan Hadiri Hut PI Lembah Balim

“Hanya beberapa orang tua, guru, murid, dan pemuda saja yang terlibat. Berikutnya semua pihak harus terlibat dalam kegiatan penanaman bibit pohon. Dengan cara ini daerah kita nantinya aman dari ancaman bencana alam,” kata Akia.

Diketahui, setiap tanggal 22 April diperingati sebagai Earth Day. Hari Bumi menjadi momentum untuk meningkatkan kepedulian manusia terhadap lingkungan hidup di planet bumi. Hingga kini, Hari Bumi telah menjadi sebuah gerakan global yang dirayakan warga dunia.

Peringatan Hari Bumi tahun ini yakni “Invest in Our Planet”. Dengan tema ini mengajak setiap orang bahwa planet bumi membutuhkan investasi kita sekarang. Agar masa depan yang hijau, sejahtera, dan adil menjadi kenyataan, bisnis, pemerintah, dan masyarakat sipil harus mengambil tindakan terhadap krisis iklim. Selain itu, tema ini bertujuan agar kita bisa mengadopsi ekonomi hijau untuk memanfaatkan manfaatnya.

Pencanangan Earth Day pertama kali diadakan 22 April 1970 di Amerika Serikat. Penggagasnya adalah Gaylord Nelson, seorang senator Amerika Serikat dari Wisconsin yang juga pengajar lingkungan hidup.

Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaBERITA FOTO: Pemkab Intan Jaya Turunkan Bama ke Lokasi Pengungsian
Artikel berikutnyaRelawan Tolak Sawit Berikan Edukasi Bagi Masyarakat Adat Sorsel