ArtikelDunia Siap-siap Hadapi Perang Nuklir Memasuki Perang Dunia III

Dunia Siap-siap Hadapi Perang Nuklir Memasuki Perang Dunia III

Oleh: Selpius Bobii
*) Koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2)

Pernyataan presiden Amerika Serikat, Joe Biden beberapa waktu lalu telah menjadi kenyataan. Amerika Serikat sudah menggerakkan salah satu kapal induk dan sudah sandar di Israel kemarin 9 Oktober 2023 dengan membawa sekitar 75 pesawat tempur, 5.000 pasukan siap tempur, dan beberapa kapal pengawal serta pengintai.

Dikabarkan juga bahwa Amerika Serikat sedang menyiapkan pesawat Bomber B2 dan B52 untuk membawa bom nuklir.

Selain Amerika Serikat, Inggris juga baru tadi malam 9 Oktober 2023 menyatakan siap memberikan bantuan apapun kepada Israel untuk menghadapi perang melawan Hamas – Palestina. Satu negara super power (Amerika Serikat) dan satu negara tertua (Inggris) sudah bergabung dengan Israel menghadapi serangan Hamas Palestina yang di-back-up oleh Iran dan negara islam radikal seperti Indonesia.

Perang di Timur Tengah ini bukan hal yang baru. Negara-negara di Timur Tengah ini sudah lama memusuhi Israel dan bersepakat untuk menghapuskan peta Israel dari peta dunia. Sudah berapa kali Israel dikepung dari segala arah, tetapi Israel tak terkalahkan. Perang kali ini, dari sisi kesiapan Israel sudah sangat siap menghadapi serangan apapun. Apalagi Israel sudah didukung penuh oleh Amerika Serikat dan Inggris.

Perang di Timur Tengah kali ini dampaknya akan jauh berbeda dengan perang-perang sebelumnya. Karena Hamas – Palestina juga diback up oleh Iran dan negara Islam garis keras lainnya. Dari sisi kesiapan, Iran juga sudah siap, dilengkapi dengan persenjataan nuklir. Jadi, pertempuran kali ini akan dampak kerusakan dan kerugian serta korban nyawa manusia akan jauh lebih besar dan akan berpuing-puing, ketimbang perang perang di Timur Tengah sebelumnya.

Baca Juga:  Hak Politik Bangsa Papua Dihancurkan Sistem Kolonial

Untuk menghadapi perang melawan Hamas – Palestina, dalam sidang khusus, Israel sudah memutuskan bahwa Israel dalam keadaan darurat, sehingga semua kekuatan utama dan kekuatan cadangan akan diturunkan untuk menghadapi Hamas – Palestina. Sekolah-sekolah di Israel juga sudah diliburkan. Semua warga baik laki-laki maupun perempuan Israel yang sudah pernah mengikuti pendidikan wajib militer, semuanya diturunkan untuk membela dan mempertahankan kedaulatan Israel menghadapi serangan Hamas – Palestina dan sekutunya.

Pada beberapa bulan lalu ada undangan dari Israel untuk merayakan bersama hari Raya Yom Kippur dari antara tanggal 10 sampai 14 Oktober 2023. Dari kelompok yang pergi itu, saya pun diminta mewakili umat Katolik Papua untuk ikut memenuhi undangan ke Israel. Beberapa waktu kemudian, ada kelompok lain juga meminta saya mewakili umat Katolik Papua untuk hadir dalam hari raya Yom Kippur pada Oktober 2023 yang akan dimeriahkan dengan Festival dan dalam acara itu perwakilan bangsa-bangsa yang diundang ke Israel juga akan diberikan kesempatan.

Kelompok yang pertama menawari saya, karena tidak ada dana transportasi dan akomodasi, sehingga saya dikabari bahwa tidak jadi pergi ke Israel karena tidak ada dana. Sedangkan kelompok yang kedua tentu akan ada dana, tetapi karena saya tidak menyatakan kesediaan untuk berangkat ke Israel, sehingga mereka juga tidak pergi. Alasan yang saya sampaikan kepada kelompok itu adalah tidak punya e-KTP untuk urus paspor dan lain-lain karena memang saya sudah ambil sikap untuk tidak merekam dan miliki e-KTP.

Baca Juga:  Indonesia Berpotensi Kehilangan Kedaulatan Negara Atas Papua

Selain itu, ada alasan utama yaitu ada utusan Tuhan datang sampaikan kepada saya untuk tidak pergi ke Israel memenuhi undangan itu. Saya dilarang keras pergi ke Israel oleh utusan dari Tuhan. Petunjuk Tuhan itu, saya tidak sampaikan kepada kelompok yang siap ke Israel, tetapi saya hanya beritahu mereka bahwa saya tidak punya e-KTP untuk urus paspor jadi saya tidak ikut serta.

Mendengar bahwa saya tidak ikut serta, seorang yang berinisiatif untuk mengusahakan dana, memberitahu saya, bahwa “Kalau pak Bobii tidak ikut, kami juga tidak akan berangkat ke Israel memenuhi undangan untuk hari raya Yom Kippur.”

Ternyata benar. Mereka juga tidak berangkat ke Israel memenuhi undangan itu. Syukur bahwa kami dari Papua tidak jadi berangkat ke Israel. Jika berangkat, maka pasti kami juga dihadapkan pada perang antara Israel dan Hamas – Palestina yang sedang berlangsung yang dimulai 7 Oktober 2023.

Dari kesaksian saya di atas ini, di sini saya tegaskan bahwa perang yang sedang berlangsung di Timur Tengah antara Israel dan Hamas – Palestina itu bukan kebetulan, tetapi ini tentu izin Tuhan. Hal ini dibuktikan dengan kesaksian saya di atas bahwa utusan Tuhan datang sampaikan kepada saya untuk tidak pergi ke Israel memenuhi undangan itu. Saat itu, utusan Tuhan marah kepada saya untuk tidak ikut arus dengar perkataan orang lain. Tuhan sudah tahu pasti bahwa pada hari raya Yom Kippur itu akan ada perang, sehingga saya tidak diizinkan pergi ke Israel.

Baca Juga:  Musnahnya Pemilik Negeri Dari Kedatangan Bangsa Asing

Saudara-saudari terkasih, perang di Timur Tengah (Israel dan Hamas – Palestina) ini jika tidak diatasi segera, maka perang ini akan meluas dan berdampak yang besar serta luas, yaitu mengarah ke perang nuklir berarti mengawali perang dunia ketiga.

Kita sebagai umat beriman selalu siap sedia karena ini adalah penggenapan nubuatan di dalam Alkitab tentang tanda tanda akhir zaman. Jangan memandang remeh dengan dinamika sosial politik hukum dan keamanan yang sedang terjadi di dunia ini.

Mari kita siap sedia sebelum terlambat, yaitu bertobat dari dosa, berdamai dengan siapapun sekalipun musuh, dan bersatu di dalam rencana kehendak Tuhan yang sedang dikawal oleh JDRP2, agar di saat dunia yang kacau balau ini, Tuhan Raja Semesta Alam memulihkan tanah air dan bangsa Papua indah pada waktu-Nya.

Jangan lupa berdoa untuk perdamaian Israel – Hamas Palestina, berdoa untuk perdamaian dunia, juga berdoa untuk pemulihan tanah air dan bangsa Papua.

Akhirnya, ada tertulis, “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”. (*)

Deiyai, 10 Oktober 2023

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.