“Dunia Perhatikan!”: Ada Genosida atas Umat Kristen di Nigeria

0
2780
WASHINGTON, DC - APRIL 30: (AFP OUT) Nigerian President Muhammadu Buhari speaks during a meeting with US President Donald Trump in the Oval Office of the White House on April 30, 2018 in Washington, DC. The two leaders are scheduled to discuss a range of bilateral issues and hold a joint press conference later in the day. (Photo by Olivier Douliery-Pool/Getty Images)
adv
loading...

Oleh: Raymond Ibrahim)*

Muhammadu Buhari, kini masih berkuasa sebagai Presiden Nigeria. Dia naik ke puncak kekuasaan berkat dukungan Mantan Presiden AS Barack H. Obama. Meski memperoleh dukungan AS dalam hal ini Barack Obama, Presiden Buhari terus mengobarkan “genosida” atau pembantaian massal atas umat Kristen di negaranya. Demikian dikatakan para pemimpin Kristen Nigeria.

Baru-baru ini, Rm. Valentine Obinna, seorang imam dari Keuskupan Aba Nigeria, mengkaitkan pembantaian umat Kristen yang sedang berlangsung di negeri itu dengan rencana “Islamisasi Nigeria”:

“Orang membaca tulisan tangan di tembok-tembok. Jelas. Ini aksi bawah tanah. Berusaha menjadikan seluruh negeri sebagai negara Muslim. Tetapi mereka berusaha melakukan itu dalam konteks kuatnya keberadaan umat Kristen. Dan itu sebabnya persoalan menjadi sangat sulit baginya [Buhari]. “

Nigeria itu kira-kira separuh penduduknya Muslim, separuhnya Kristen. Laporan Televisi ABC News 2011 memperlihatkan konteks tentang kapan dan mengapa kemarahan Muslim mencapai titik didih:

ads

Gelombang kerusuhan [Muslim] akhir-akhir ini dipicu oleh pengumuman Komisi Pemilihan Nasional Independen (INEC), Senin [18 April 2011]. Bahwa Presiden yang berkuasa saat itu, Dr. Goodluck Jonathan [seorang Kristen], menang dalam putaran awal penghitungan suara. Bahwa ada kerusuhan di negara-negara bagian di utara negeri itu yang berpenduduk mayoritas Muslim tempat kandidat Muslim Muhammadu Buhari kalah tidak dapat ditoleransi, memang tidak mengejutkan. Orang-orang Utara [Muslim] merasa berhak menjadi presiden. Soalnya, kandidat Presiden Jonathan yang dinyatakan menang mengambil alih kepemimpinan setelah Presiden Muslim, Umaru Yar’Adua meninggal dunia saat dia masih memerintah. Dan kelompok-kelompok radikal di utara [Boko Haram, misalnya] melihat naiknya [Jonathan] ke puncak kekuasaan menjadi masalah sementara yang harus diperbaiki pada Pemilu tahun ini. Namun, kini mereka mengamuk marah meskipun para pakar dan pengamat sepakat bahwa ini adalah pemilihan paling adil dan paling independen dalam sejarah Nigeria masa kini.

Boko Haram lantas meneror dan membantai ribuan orang Kristen antara 2011 dan 2015. Terutama umat Kristen yang berdiam di negara-negara bagian di utara negeri itu yang mayoritas Muslim. Kelompok itu memang kelompok jihad yang melakukan kekejaman sama seperti ISIS bahkan sebelum ISIS muncul. Pada 2015, umat Muslim Nigeria akhirnya mendapatkan apa yang mereka inginkan. Seorang presiden Muslim. Dalam diri Muhammadu Buhari. Namun, kekerasan semakin parah. Penggembala Fulani Muslim – suku Buhari berasal – bergabung di dalamnya. Kekejaman suku penjahat itu bahkan melampaui kejahatan Boko Haram ketika membantai umat Kristen.

Baca Juga:  Paus Fransiskus Segera Kunjungi Indonesia, Pemerintah Siap Sambut

Antara Juni 2017 dan Juni 2018 saja, umat Muslim Fulani membantai sekitar 9.000 umat Kristen. Juga menghancurkan setidaknya seribu gereja. (Butuh waktu tiga kali lebih lama bagi Fulani untuk membunuh sebagian kecil [1.484orang] umat Kristen selama Presiden Jonathan berkuasa. Namun, hanya dalam enam bulan pertama tahun ini, 52 serangan teror mematikan menargetkan desa-desa Kristen. “Hampir setiap hari, saya bangun dengan pesan teks dari mitra di Nigeria. Seperti pesan pagi ini misalnya: ‘Para gembala (suku Fulani) menikam petani berusia 49 tahun hingga tewas di Ogan,'” kata pengacara hak asasi manusia Ann Buwalda, Juli lalu.

Setiap kali media arus utama menyinggung persoalan kekerasan yang melanda menghancurkan Nigeria, pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Urusan Afrika pada masa Obama memerintah, Johnnie Carson, kembali terulang. Ketika sebuah gereja dibom menewaskan hampir 40 umat Kristen pada hari Minggu Paskah 2012, Johnie Carson pernah berujar datar, “Saya ingin menggunakan kesempatan ini, “kata Carson,” untuk menekankan satu poin kunci. Dan itu adalah bahwa agama tidak mendorong kekerasan oleh kaum ekstremis ” di Nigeria.

Namun, sebagaimana Suster Monica Chikwe baru-baru ini jelaskan, “Sulit untuk memberi tahu orang Kristen Nigeria ini bukan konflik agama karena apa yang mereka lihat adalah pejuang Fulani yang berpakaian serba hitam, meneriakkan ‘Allahu Akbar!’ dan berteriak ‘Matilah orang Kristen.’ “

Demikian pula, Asosiasi Kristen Nigeria pun bertanya:

“Bagaimana bisa menjadi bentrokan [sekuler atau ekonomi] ketika satu kelompok [Muslim] terus-menerus menyerang, membunuh, menganiaya orang sampai cacat, menghancurkan  kelompok lain [dalam hal ini umat Kristen] terus-menerus saja dibunuh, dianiaya hingga cacat dan tempat ibadah mereka dihancurkan?”

Baca Juga:  Adakah Ruang Ekonomi Rakyat Dalam Keputusan Politik?

Singkatnya, umat Kristen jadi sasaran Boko Haram dan gembala Fulani. Dan dengan mengutip kata-kata Rm. Valentine Obinna, Presiden Buhari dan kabinet Muslimnya “ingin memastikan seluruh negara menjadi negara Muslim,”

Seperti jelas dari kutipan pernyataan berikut, Rm. Obinna tidak sendirian menuduh Presiden Buhari diam-diam membangkitkan semangat jihad klan Fulani-nya terhadap orang-orang Kristen:

  • “Presiden Muslim [Buhari] hanya membebaskan para pembunuh dari hukuman, bukan keadilan. Dia mengangkat staf pemerintahannya dengan para pejabat Islam. Sementara itu, pada dasarnya dia tidak melakukan apa-apa yang bisa diberikan kepada umat Kristen negara itu, yang merupakan separuh populasi, berdasarkan aspek keterwakilan. …. Ratusan umat Kristen Numan pribumi di Negara Bagian Adamawa diserang dan dibunuh oleh para penggembala jihad jahat suku Fulani ketika mereka berjuang membela diri, Pemerintah Buhari malah mengirim Angkatan Udara untuk membom ratusan dari mereka dan melindungi para penyerang Fulani. Apakah ini adil? DUNIA PERHATIKANLAH! ” – kata Mantan Menteri Penerbangan, Femi Fani-Kayode, 2017.
  • “Di bawah Presiden Buhari, para gembala Fulani yang kejam menikmati perlindungan dan favoritisme yang belum pernah terjadi sebelumnya … Bukannya menangkap dan mengajukan para gembala Fulani ke pengadilan, pasukan keamanan yang biasanya diawaki oleh umat Muslim dari kawasan Utara memberikan perlindungan atas mereka ketika mereka melancarkan teror atas rakyat Nigeria tanpa diadili. ” – Pendeta Musa Asake, Sekretaris Jenderal Persatuan Kristen Nigeria, 2018.
  • Buhari “sendiri dari suku pejihad Fulani. Jadi apa yang bisa kalian harapkan?” – Emmanuel Ogebe, pengacara hak asasi manusia yang berbasis di Washington DC, dalam percakapan dengan Gatestone, 2018.
  • “Mereka ingin menyerang umat Kristen. Dan pemerintah tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan mereka. Soalnya, Presiden Buhari juga dari kelompok etnis Fulani.” – Uskup Matthew Ishaya Audu dari Lafia, 2018.
  • Buhari “secara terbuka menjalankan agenda anti-Kristen. Aksinya itu mengakibatkan pembunuhan orang Kristen yang tak terhitung jumlahnya di seluruh negara dan penghancuran komunitas Kristen yang rentan.” – Bosun Emmanuel, Sekretaris National Forum Penatua Kristen, 2018.
Baca Juga:  Politik Praktis dan Potensi Fragmentasi Relasi Sosial di Paniai

Selain mengakui peran Presiden Buhari, Forum Penatua Kristen Nasional lebih langsung mengungkapkan soal sumber utama kekerasan di Nigeria:

“JIHAD telah diluncurkan di Nigeria oleh kelompok-kelompok Islam radikal di Nigeria utara yang dipimpin oleh kelompok etnis Fulani. Jihad ini didasarkan pada Doktrin Kebencian yang diajarkan di masjid-masjid dan madrasah Islam di Nigeria utara serta ideologi supremasi Fulani. Dengan menggunakan jihad (kekerasan) konvensional dan jihad siluman (peradaban), para penganut Islam radikal Nigeria utara tampaknya bertekad hendak mengubah Nigeria menjadi Kesultanan Islam dan menggantikan Demokrasi Liberal dengan Syariah sebagai Ideologi Nasional …. Kami sebaliknya menginginkan Nigeria, tempat warga diperlakukan sederajat di depan hukum di semua tingkatan …. “

Meskipun orang-orang Kristen baru-baru ini menjadi mayoritas penduduk Nigeria, genosida yang terus berlangsung atas  mereka menyebabkan populasi mereka turun. Sampai pada titik di mana kekristenan di Nigeria, menurut Forum Penatua Kristen Nasional, “di ambang kepunahan,” karena “berkuasanya pengaruh ideologi Syariah di Nigeria [yang] membunyikan angka kematian bagi Gereja Nigeria.”

Begitulah keadaan saat ini. Sebagian jihad untuk melakukan pembantaian massal (genosidal) telah dideklarasikan atas umat Kristen Nigeria. Dan, menurut para pemimpin Kristennya, aksi biadab ini dipelopori oleh presiden negara itu dan sesamanya para anggota suku Fulani. Bahkan media dan analis Barat pun memperlihatkan masalah Nigeria sebagai produk ekonomi. Atau “ketidaksetaraan” dan “kemiskinan,” seperti yang dikutip dari Mantan Presiden AS Bill Clinton terkait dengan sumber yang dianggap benar yang “memicu semua hal ini.”

)* Raymond Ibrahim, adalah pakar terorisme dan pengarang buku kenamaan, Sword and Scimitar, Fourteen Centuries of War between Islam and the West (Pedang dan Badik, Empat Belas Abad Perang antara Islam dan Barat).

Naskah ini diterjemahkan dari judul asli “WORLD TAKE NOTE!”: Genocide of Christians in Nigeria” yang diterbitkan oleh Lembaga Kajian Gatestone Institute, 6 Oktober 2019  lalu.  

Penterjemah naskah ini adalah Jacobus E. Lato.

Artikel sebelumnyaDialog Hanya Wacana Jokowi; ULMWP Tetap Harus Siap
Artikel berikutnyaKodam Cenderawasih Sayangkan Tudingan Penembakan di Nduga