Nasional & DuniaBintang Kejora Dikibarkan di Balai Kota Leichhardt Australia

Bintang Kejora Dikibarkan di Balai Kota Leichhardt Australia

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Asosiasi Papua Barat Australia, Sydney menyampaikan terima kasih kepada Inner West Council atau Dewan Pusat Barat di Sydney yang telah mendukung dengan mengibarkan bendera Nasional Papua Barat (Bintang Kejora) di Balai Kota Leichhardt pada tanggal 29 November 2019.

Pengibaran bendera Bintang Kejora itu dilakukan sebagai bentuk memperingati kemerdekaan Papua Barat pada tanggal 1 Desember 1961 yang akan dirayakan 1 Desember 2019.

Berdasarkan catatan dewan setempat akan ditutup pada tanggal 1 Desember 2019).

Baca juga: Sebagai Simbol Dukungan, PCC Kibarkan Bendera Bougainvillle di Suva

Joe Collins dari AWPA mengakui bahwa pengibaran bendera yang didukung dewan ini merupakan yang ke 10 berturut-turut dikibarkan di Balai Kota.

Baca Juga:  Wawancara Eksklusif Daily Post: Indonesia Tidak Pernah Menjajah Papua Barat!

“Ini adalah tahun ke-10 berturut-turut Dewan telah mengangkat bendera Bintang Kejora di salah satu Balai Kota dan lebih dari itu kita perlu memperhatikan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Papua Barat,” kata Joe sebagaimana siaran pers yang diterima suarapapua.com, Sabtu (30/11/2019).

Para pendukung West Papua dari Australia West Papua Association ketika membentangkan Bendera Bintang Kejora, Bendera Aborigin dan Bendera New Caledonia di depan Balai Kota Leichhardt Australia. (Dok.AWPA Sydney)

Dalam siaran pers itu Joe mengakui, sejak demonstrasi yang terjadi pada 17 Agustus dan 23 September 2019, yang mana ribuan demonstran turun ke jalan untuk memprotes insiden rasisme terhadap mahasiswa Papua itu, sebanyak 22 orang Papua Barat telah ditangkap dan banyak yang menghadapi tuduhan pengkhianatan.

Mereka yang ditangkap termasuk Wakil Ketua ULMWP, Buchtar Tabuni, Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Agus Kossay, Ketua KNPB Mimika, Steven Itlai, Surya Anta dari FRI West Papua dan termasuk sejumlah aktivis lainnya.

Baca Juga:  Komisi HAM PBB Minta Indonesia Izinkan Akses Kemanusiaan Kepada Pengungsi Internal di Papua

Baca juga: Komisi Referendum Bougainville: 99 Persen Polling Selesai

Joe mengatakan, “tragisnya bahwa Canberra tampaknya mengalami kesulitan meningkatkan pelanggaran di Papua Barat dengan Jakarta. Menteri Luar Negeri kita (Australia) seharusnya menyerukan Jakarta untuk membebaskan semua tahanan politik Papua Barat dan Presiden Indonesia yang mengklaim memiliki hubungan khusus dengan Papua. Mereka harus membebaskan mereka sebagai tanda niat baik kepada rakyat Papua Barat,” tukas Joe.

Pendukung West Papua lainnya yang mengibarkan BK depan Balai Kota Leichhardt. (Dok.AWPA Sydney)

Bendera nasional Papua Barat, Bintang Kejora secara resmi pertama kali dikibarkan pada tanggal 1 Desember 1961 di samping Dutch (Belanda) Tricolor. Pada waktu itu, Belanda akhirnya memberi orang Papua Barat kebebasan untuk merdeka.

Baca Juga:  FIFA Akan Mempromosikan Hubungan 'non-partisan, non-politik' Antara Fiji dan Indonesia

Namun apa yang terjadi, hal itu adalah salah satu tragedi besar yang akhirnya kebebasan mereka dihancurkan dengan kejam dan kemudian Papua Barat diserahkan ke Indonesia pada tahun 1963.

Baca juga: Komisi Referendum Bougainville: 99 Persen Polling Selesai

Akhirnya, tahun 2019 mencapai lima puluh delapan tahun sejak 1961, orang-orang Papua Barat masih berjuang untuk hak mereka menentukan nasib sendiri. Pendukung Papua Barat di seluruh dunia pada 1 Desember 2019 akan mengibarkan bendera Papua Barat sebagai bentuk dukungan bagi rakyat Papua Barat.

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

3 KOMENTAR

Terkini

Populer Minggu Ini:

Non OAP Kuasai Kursi DPRD Hingga Jual Pinang di Kota Sorong

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Ronald Kinho, aktivis muda Sorong, menyebut masyarakat nusantara atau non Papua seperti parasit untuk monopoli sumber rezeki warga pribumi atau orang...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.