DPRD Deiyai: Jangan Lupa Mahasiswa!

0
1436

DEIYAI, SUARAPAPUA.com — Pemberian biaya pendidikan dan asrama pelajar-mahasiswa asal kabupaten Deiyai di seluruh kota studi diharapkan dapat diperhatikan pemerintah daerah sejak tahun ini.

Hal ini diungkapkan dua anggota DPRD Deiyai, Naftali Magai dan Hendrik Onesmus Madai, mengingat pelajar-mahasiswa adalah aset masa depan yang tak bisa dilupakan begitu saja.

“Bantuan akhir studi bagi anak-anak daerah di berbagai perguruan tinggi merupakan satu hal urgent yang mesti dibijaki dengan baik setiap tahun anggaran,” kata Naftali.

Meski tahun kemarin diperhadapkan dengan kasus rasisme hingga menyebabkan mahasiswa tinggalkan kuliah dan memilih pulang kampung, kata dia sudah merupakan tugas OPD untuk mendata dan salurkan dana akhir studi bagi yang masih aktif.

“Tim yang dibentuk, tiap tahun harus datangi setiap kota studi. Di sana tim ketemu langsung, bicara, dengar dan pastikan kampusnya, barulah dana dikasih ke mahasiswa bersangkutan,” usulnya.

ads
Baca Juga:  Dua Anak Diterjang Peluru, Satu Tewas, Satu Kritis Dalam Konflik di Intan Jaya

Baca Juga: Dinas Pendidikan Deiyai Diminta Tidak Buka Sekolah Baru

Naftali minta rubah pola yang dipakai selama ini yakni uang ditransfer ke nomor rekening bank atas nama individu termasuk oknum pengurus organisasi mahasiswa. “Mulai tahun ini stop dengan cara begitu. Pengalaman selama ini banyak dikeluhkan mahasiswa tingkat akhir,” ujarnya.

Ia juga membeberkan sejumlah persoalan di bidang pendidikan, antara lain kekurangan tenaga guru di sejumlah sekolah.

‟Pemerintah daerah dalam hal ini OPD terkait harus merespons persoalan kekurangan tenaga guru. Banyak sekolah yang macet tanpa proses belajar mengajar, contohnya di daerah saya Bouwobado,” kata Magai.

Masalah lain, politisi PKB ini menyebutkan masih minimnya sarana dan prasarana belajar, serta penyalahgunaan uang bantuan operasional sekolah (BOS).

Baca Juga:  Masyarakat Tolak Pj Bupati Tambrauw Maju Dalam Pilkada 2024

Baca Juga: Pemkab Deiyai Diingatkan untuk Lanjutkan Pembangunan Asrama Mahasiswa di Jayapura

Perhatian Pemkab Deiyai bagi pelajar dan mahasiswa, kata Ones, penyediaan tempat tinggal yang layak di sejumlah kota studi.

“Ini satu beban pemerintah daerah yang harus ditangani mulai tahun anggaran 2020. Contoh di Jayapura, mahasiswa-mahasiswi asal Deiyai tidak punya asrama. Ini harga diri, kita ini satu kabupaten. Bangunan yang sudah terbengkalai sejak beberapa tahun lalu itu wajib diselesaikan tahun ini,” tegasnya.

Ketua Partai Berkarya Deiyai ini juga menyatakan hal sama untuk kota studi lain. Pemda berkewajiban sediakan asrama supaya mahasiswa asal lima distrik bisa tinggal aman, belajar dengan baik serta mengembangkan kreativitas dan berorganisasi sebagai bekal nanti setelah pada saatnya pulang ke daerah.

“Perlu bangun asrama di setiap kota studi bagi anak-anak sekolah sebagai penerus masa depan, pengganti generasi sekarang,” ujar Ones.

Baca Juga:  57 Tahun Freeport Indonesia Berkarya

Baca Juga: Masyarakat Deiyai Diminta Dukung Program Pembangunan

Sementara, Frans Mote, ketua Dewan Adat Daerah Deiyai menyarankan pentingnya kerjasama pihak eksekutif dan legislatif dalam setiap kebijakan demi kepentingan daerah dan masyarakat, termasuk anak-anak dari lima distrik di seluruh Indonesia.

Hal itu menurutnya harus dibuktikan sikap pro aktif DPRD dalam pengalokasian anggaran bagi anak-anak yang sedang mengenyam studi di berbagai perguruan tinggi. Juga persoalan lain yang selama ini dikeluhkan karena sekolah-sekolah macet akibat kurang guru, fasilitas minim, upah atau honor tidak jelas, dan sebagainya.

‟Banyak masalah ini bisa diatasi kalau semua saling mendukung, satu hati untuk bangun daerah,” ujarnya sembari menyatakan kerja harus utamakan kepentingan umum.

Pewarta: Markus You

Artikel sebelumnyaRayakan HUT ke-8, Dua Wartawan dan Satu Orang Staf Suara Papua Dikenang
Artikel berikutnyaPenanganan Material Longsor di Asolokobal dan Asotipo Butuh Perhatian Pemkab Jayawijaya