Mahasiswa di Luar Papua Minta Pemda Maybrat Berikan Bantuan

0
1452

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Mahasiswa dan mahasiswa dari Kabupaten Maybrat yang kuliah di luar tanah Papua meminta Pemerintah Daerah (Pemda) memberikan bantuan langsung tunai dalam situasi pandemi virus covid-19.

Permintaan itu disampaikan usai melakukan aksi kepada media ini dalam surat tertulis  yang diterima media ini, Kamis (30/4/2020).

Ruben M. Antoh koordinator umum mahasiswa Maybrat Kota Surabaya mengatakan, kemunculan virus corona pada awal Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, China, telah menyebabkan kekhawatiran global yang tak dapat dihindari.

Virus dengan tingkat penularan yang begitu cepat itu akhirnya menyebar dengan agresif ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Covid-19 sangat  berbahaya bagi kesehatan manusia bahkan mengakibatkan jumlah korban yang begitu banyak dan berdampak besar terhadap ekonomi global

Dikatakan, berdasarkan data  Worldometers, per Arpil 2020, total jumlah kasus positif corona di dunia sudah mencapai 3.081.502. Dari 3,08 juta kasus positif corona di dunia tersebut, 212.337 jiwa telah meninggal dan 931.855 orang berhasil sembuh. Sampai hari ini, masih ada 1.937.310 pasien yang menjalani perawatan dan 56.255 di antaranya sedang kritis.

ads
Baca Juga:  Pemkab Yahukimo dan PGGJ Diminta Perhatikan Keamanan Warga Sipil

Negara Indonesia juga  yang Tercatat menjadi salah satu negara terdampak, pada tanggal  28 april 2020 tercatat total 9.511 kasus positif corona yang tersebar di 34 provinsi di seluruh indonesia.

Jumlah pasien sembuh corona 1.524 orang dan yang meninggal  773 orang. Fasilitas kesehatan yang tidak merata,pemerintah yang tidak efektif menekan laju penyebaran justru terbalik setiap hari makin meningkat.

Lebih lanjut tercatat beberapa  Provinsi di indonesia mengalami peningkatan  setiap hari,Seperti DKI Jakarta(4.002 kasus),Jawa Barat( 969 kasus),Jawa Timur(857 kasus),Jawa Tengah(682 kasus).

Tercatat  angka kematian yang cukup tinggi, hal ini membuktikan bahwa tingkat penyebaran Covid-19 dibeberapa daerah terus meningkat. Di Provinsi Papua (177 kasus) dan Papua Barat (37 kasus) mulai meningkat. Akses transportasi publik dari luar dan masuk ke Papua dan Papua Barat sementara dibatasi untuk menekan penyebaran virus corona.

Beberapa daerah di Provinsi Papua Barat seperti Kota Sorong, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Maybrat telah mengunci wilayahnya masing-masing untuk memutuskan penyebaran virus korona.

“Pada tanggal 26 maret 2020, Bupati Maybrat Bernad  Sagrim mengatakan bahwa akses keluar maupun masuk dibatasi hingga 9 april 2020.Status ini kemudian diperpanjang sampai sekarang.Sesuai  Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 7 tahun 2020 Bupati Maybrat Bernad Sagrim telah membentuk  Tim gugus tugas percepatan penanganan dan pencegahan Covid-19 dan dana sebesar 43 milyar telah dikucurkan,” katanya.

Baca Juga:  Pemprov PB Diminta Tinjau Izin Operasi PT SKR di Kabupaten Teluk Bintuni

Tetapi sampai sekarang, kata dia, Mahasiswa Maybrat di seluruh Indonesia belum merasakan manfaat dari dana tersebut. Akibat dari pembatasan akses, aktivitas ekonomi dan pemerintahan terganggu, akibatnya pendapatan masyarakat menurun dan secara langsung berdampak terhadap nasib mahasiswa.

“Karena hampir sebagian besar mahasiswa yang berada diluar papua tidak memiliki pekerjaan sampingan, nasib mahasiswa bergantung kepada orang tua. Pada hal tanggal 9 april 2020 pemerintah kabupaten Maybrat melalui Dinas Pendidikan Korneles Kambu mengatakan bahwa nasib mahasiswa akan diperhatikan, sampai saat ini janji tersebut belum terealisasi,” kantanya.

Selain itu katanya, menyebarnya Covid-19 di Indonesia yang semakin parah, kehadiran aparat Militer (TNI-Polri) dengan jumlah yang sangat banyak membuat masyarakat Maybrat di Wilayah Aifat Timur hidup ditengah bayang-bayang ketakutan dengan ancaman teror, intimidasi bahkan pembunuhan, akibatnya masyarakat  mengamankan diri kehutanan dan mengungsi ke distrik tetangga, Kondisi ini semakin parah ditengah menyebarnya Covid-19.

Baca Juga:  Mahasiswa Yahukimo di Yogyakarta Desak Aparat Hentikan Penangkapan Warga Sipil

“Seharusnya pemerintah daerah Kabupaten Maybrat seharusnya menanggapi dengan cepat  dan hadir sebagai pelindung masyarakat, hal ini justru terbalik pemerintah sangat lambat, mengumbar janji palsu atau Hoax, sibuk urus birokrasi, mahasiswa justru dikecam oleh bupati Maybrat Bernad Sagrim karena Mahasiswa   melakukan aksi yang  menuntut realisasi janji Pemerintah Kabupaten Maybrat Melalui Pernyataan Kepala Dinas Pendidikan,” tegas Ruben.

Sikap Mahasiswa

  1. Mendesak Pemerintah Kabupaten Maybrat melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Maybrat untuk segera memberikan Bantuan Langsung Tunai(BLT) di Surabaya dan Seluruh Indonesia.
  2. Menuntut pertanggungjawaban Kepala Dinas,Pendidikan Kabupaten Maybrat atas pernyataan di media Radar Sorong  tanggal 9 april 2020.
  3. Meminta Transparansi Pemerintah Kabupaten Maybrat terhadap penggunaan anggaran Covid-19.
  4. Mendesak Pemerintah  Kabupaten  Maybrat menghentikan operasi militer di Wilayah Aifat timur dan mendorong  Pemerintah Kabupaten Maybrat bersama Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni  untuk dialog penyelesaian masalah.

Pewarta: Ardi Bayage

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaMahasiswa Puncak di Manokwari Sudah Terima Bantuan dari Pemda
Artikel berikutnyaOposisi PNG: Pengerahan Pasukan ke Tambang Porgera ‘Inkonstitusional’