Pansus Kemanusiaan DPR Papua: Situasi Intan Jaya Belum Kondusif

0
1298

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Tim Pansus Kemanusiaan DPR Provinsi Papua menyatakan situasi terkini di Intan Jaya sampai saat ini belum kondusif, pasca penembakan Pdt. Yeremia Zanambani pada 19 September 2020.

Ketua Tim Pansus Kemanusiaan DPR Papua, Feryana Wakerkwa mengatakan situasi saat ini yang sedang terjadi di Intan Jaya belum kondusif, di mana kita semua sedang menyaksikannya.

“Kami tim Pansus ini dari Timika ke Intan Jaya pada tanggal 5 bulan ini. Untuk situasi saat ini di Intan Jaya belum aman seperti yang kita semua lihat bersama-sama,” katanya kepada media saat jumpa pers di Horizon Kotaraja, Kota Jayapura, Jumat (9/10/2020) siang.

Kata dia, pihaknya akan menyampaikan apa yang kami lihat dan dirasakan, ketika berada di sana.

“Situasi saat ini di Intan Jaya saat ini memang sangat tidak aman bagi masyarakat yang ada di sana baik itu pemerintahan dan berdampak pada ekonomi dan aktifitas masyarakat,” ujarnya.

ads
Baca Juga:  Soal Satu WNA di Enarotali, Begini Kata Pakum Satgas dan Kapolres Paniai

Pasalnya, banyak perumahan yang tidak dihuni. Ibarat tidak ada orang di dalam rumah. Namun, semuanya itu dikarenakan situasi belum pulih, yang mengakibatkan mereka tetap memilih di dalam rumah demi alasan keamanan,” ungkapnya.

Lanjutnya, terlihat beberapa kios masih buka dan orang berdiri di pinggiran jalan. Dengan demikian, situasi di sana pada saat ini tidak seperti sebelumnya.

“Pemerintahan pun tidak berjalan normal seperti biasanya, kami juga sempat bertemu dua orang anak yang hendak pergi sekolah. Namun mereka berjalan ke sekolah dan kembali  lagi. Dan kami tanya, mereka hanya bilang tidak ada aktifitas di sekolah,” bebernya.

Dan Juga ada di beberapa media mengatakan bahwa masyarakat di tempat kejadian Hitidipa dikatakan bahwa mereka mengungsi karena ada ancaman dari pihak-pihak tertentu dari pihak sebelah maupun sebelah seperti begitu.

Ketika kami bertemu dengan Penduduk di sama mereka katakan bahwa “mereka mengungsi bukan karena mereka merasa terancam dari pihak luar atau pihak siapapun tapi mereka mengungsi karena pagar mereka sudah terbongkar Istilahnya begitu ”

Baca Juga:  AJI, PWI, AWP dan Advokat Kecam Tindakan Polisi Terhadap Empat Jurnalis di Nabire

Dalam kutip bahwa yang mereka maksud pagar itu ialah pendeta , jadi mereka ibaratkan sebagai pagar yang memagari mereka tapi mereka rasa takut karena pagar mereka sudah terbongkar “mereka berpikir pagar saja sudah terbongkar apa lagi kita yang ada di dalamnya ” mereka katakan begitu maka dari itu mereka bisa mengungsi dari tempat kejadian itu.

Disini intinya bahwa Kehidupan di intan jaya tidak berjalan seperti sedia kala ,tidak berjalan normal memang ada beberapa aktifitas tapi tidak seperti sebelumnya itu tentang situasi dan kondisi di intan jaya saat ini.

Wakil Ketua Pansus Kemanusiaan, Namantus Gwijangge kepada media  iya menjelaskan terkait terbentuknya Pansus kemanusiaan DPR Provinsi papua.

“Pansus  ini di bentuk pada Bulan Februari 2020  kenapa harus dibentuk karena masalah Nduga dan intan jaya sedang panas sehingga kami sebagai wakil rakyat di Papua dan di DPRP secara khusus dari semua fraksi bersepakat untuk membentuk yang Namanya Pansus kemanusiaan”.

Baca Juga:  Lima Bank Besar di Indonesia Turut Mendanai Kerusakan Hutan Hingga Pelanggaran HAM
Pansus DPR Papua saat jumpa Pers (Hendrik.R.Rewapatara-sp) jumat 9/10/2020

Lanjut Gwijangge “kenapa harus kemanusiaan di karenakan masala kemanusiaan menjadi catatan penting dan ini harus kita bicarakan.

Pansus yang sudah Terbentuk ini saat ini masih terus bekerja , setiap masalah yang ada di Papua ini sedang kita kerja

“Kami Tim Pansus setelah melakukan perjalanan panjang Ke Timika dan ke intan jaya dengan tujuan mengecek permasalahan yang terjadi di sana sehingga setelah pulang ke Jayapura kami akan menceritakan apa yang menjadi kerja kami di Intan Jaya ”

Disini pun fokus kerja kami kepada kemanusiaan dan juga untuk rakyat papua kami menggaris bawahi bahwa situasi saat ini sedang memanas di Intan Jaya.

 

Pewarta : Hendrik Rewapatara

Editor : Arnold Belau

Artikel sebelumnyaTentara Indonesia Memasuki Teritori PNG, Pemerintah Minta Penjelasan Dubes RI
Artikel berikutnyaPuluhan Kios dan Satu Toko di Paniai Terbakar