Jenazah Dua Guru yang Ditembak TPNPB di Beoga Sudah Diterbangkan ke Kampung Halaman

0
1145

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Jenazah dua guru korban penembakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dari Kodap VIII Kemabu, Intan jaya telah diterbangkan dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Minggu (11/4/2021) siang.

Seperti dilansir seputarpapua.com. Guru Oktavianus Rayo dan guru Yonatan Renden rencananya akan dikebumikan di kampung halaman di Lembang Sa’dan Pebulian, Kecamatan Sa’dan, Kabupaten Toraja Utara.

Ratusan kendaraan mengiringi jenazah kedua pendidik yang meninggal ditembak kelompok bersenjata di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Oktavianus tertembak pada Kamis (8/4/2021) dan Yonatan tertembak pada Jumat (9/4/2021).

Baca Juga:  Desak Pelaku Diadili, PMKRI Sorong Minta Panglima TNI Copot Pangdam Cenderawasih

Keduanya mengajar di Beoga, Oktavianus berstatus guru honor senior (10 tahun) dan mengabdi di SD YPPGI Milawak, sementara Yonatan berstatus honorer di SMP Negeri 1 Beoga.

Oktavianus meninggalkan seorang istri, Natalina Pamean, dan lima orang anak. Sedangkan Yonatan meninggalkan seorang istri, Dewi Gita Paliling, dan dua orang anak. Anak terakhir Yonatan baru berumur enam bulan.

ads

Pembela hak asasi manusia (HAM) Theo Hesegem sangat menyesalkan tindakan brutal terhadap kedua tenaga pendidik yang diduga dilakukan oleh sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Baca Juga:  Sikap Mahasiswa Papua Terhadap Kasus Penyiksaan dan Berbagai Kasus Kekerasaan Aparat Keamanan

“Saya sebagai pembela ham sangat menyesal tindakan brutal yang diduga dilakukan oleh OPM, mengorbakan kedua guru yang sama sekali tidak tau masalah apa-apa. Apa untungnya menembak warga masyarakat sipil yang nota benenya tidak tau masalah,” tegasnya dalam pernyataan, Minggu.

Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela HAM Sedunia) ini mengatakan, sebagai warga negara kedua guru juga punya hak hidup yang sama dengan manusia lainnya.

Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

“Mereka datang untuk membangun sumber daya manusia di tanah Papua, kok mereka ditembak. Menurut saya, adanya guru maka kita bisa menjadi pintar dan menjadi orang-orang hebat di tanah ini, untuk membangun Papua,” tuturnya.

Ada pun Oktovianus Rayo (40) tertembak di kampung Julukoma, distrik Beoga, Puncak, Kamis (8/4). Sehari kemudian, guru Yonatan Renden ikut tertembak ketika mengambil terpal untuk mengalas jenazah guru Oktavianus pada Jumat (9/4).  (*)

SUMBERSeputar papua
Artikel sebelumnyaDua Anggota TNI Pukul Seorang Bapak di Tambrauw, Papua Barat
Artikel berikutnyaKo Harus Dengar! “Bangsaku”, Lagu Tentang Ungkapan Hati Orang Papua