Bupati Puncak Tegaskan Tidak Pernah Buat Pernyataan untuk Sediakan Lahan Perang

0
1208

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Bupati Kabupaten Puncak Papua, Willem Wandik menegaskan bahwa dia tidak pernah membuat pernyataan untuk sediakan lahan perang bagi TNI/Polri dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Pernyataan klarifikasi ini disampaikan Wandik untuk membantah sejumlah pernyataan miring yang mencatut namanya muncul dalam pemberitaan di berbagai media di Indonesia lewat surat yang diterima suarapapua.com, Jumat (23/4/2020).

Wandik lantas membeberkan sejumlah berita dengan judul yang mencatut namanya tersebut. Antara lain berupa flayer-flayer yang beredar luas di media sosial dan berita-berita.

Beberapa daftar judul berita dengan pernyataan pedas yang mencatut namanya tersebut antara lain dengan narasi-narasi seperti: KKB bukan laki-laki hanya pria pengecut, Bupati Puncak Papua tantang KKB, kalau berani lawan TNI, Pernyataan pedas Bupati Puncak ke KKB, bukan laki-laki dan hanya segerombolan pengecut.

Bahkan yang lebih keras sempat beredar poster-poster yang beredar dimana bertuliskan: KKB pengecut, kalau mau peran, kami siapkan lapangan perang.

ads

Bupati Wandik menyayangkan pernyataan-pernyataan yang tidak pernah dibuatnya itu muncul ke public dengan narasi-narasi yang keras. Bahkan ia mengkritik media maupun oknum aparat keamanan yang sempat membuat berita tersebut tanpa terlebih dahulu mewancarai dirinya.

Baca Juga:  Masyarakat Tolak Pj Bupati Tambrauw Maju Dalam Pilkada 2024

Wandik mengungkapkan, pernyataan-pernyataan yang muncul ke public itu bukan pernyataan yang disampaikan ke media. Dalam hal ini dia mengaku tidak pernah sampaikan pernyataan seperti itu ke media.

Sebaliknya, dia mengatakan, ungkapan-ungkapan yang beredar tersebut merupakan pernyataan yang disampaikan dalam pertemuan dengan tokoh masyarakat, pemuda dan perempuan, tokoh agama, terkait kondisi keamanan di kabupaten Puncak, Ilaga dan Beoga di Gedung Aula serba Guna Negelar, Ilaga pada Selasa 20 April lalu terkait beberapa rentetan peristiwa penembakan dan pembakaran.

Menurut bupati Wandik, pernyataan-pernyataan itu bukan untuk dikonsumsi  media masa. Sebab kata-kata yang terungkap adalah terkait bagaimana memberikan trauma healing kepada warga dengan bahasa sehari-hari dalam konteks bahasa lokal, agar bisa dimengerti oleh warga masyarakat, sehingga warga tidak takut lagi.

“Pernyataan-pernyataan yang dirilis oleh oknum tertentu dan sudah dipublikasikan tersebut sama sekali tidak benar. Sebab kondisi saat itu saya seorang pemimpin, sedangkan warga saya lagi takut,  jadi sebagai pemimpin, saya harus memberikan penguatan kepada mereka dengan kata-kata yang mudah dipahami oleh warga. Ternyata, saya kaget, kok kata-kata saya tanpa konfirmasi dengan saya. Berita sudah keluar gunakan nama saya,” ungkapnya.

Baca Juga:  Panglima TNI dan Negara Diminta Bertanggung Jawab Atas Penembakan Dua Anak di Intan Jaya

Meski demikian, bupati Wandik memahami tugas media. Sebab setelah pertemuan, dirinya pun diwawancarai juga oleh oknum humas pihak keamanan tertentu dan dirinya berpikir bahwa hasil wawancara yang keluar di media.

“Ternyata bukan hasil wawancara yang keluar justru beritanya terkesan bupati Puncak ingin  mempropaganda atau memprovokasi untuk perang antara KSB dan TNI-Polri.”

“Kalau baca berita-berita yang sudah terlanjut tersebar, saya juga kaget. Karena bahasa pemimpin itu beda. Masa saya [masyarakat] sipil, mau ajak KSB dan TNI/POLRI perang! pernyataan begitu cocoknya disampaikan oleh Jenderal militer. Bukan saya. Sebab tugas saya adalah bagaimana memberikan rasa aman bagi warga saya setelah berbagai teror penembakan terjadi,” tegasnya.

Wandik berharap agar agar berita-berita yang sudah memojokan namanya segera ditarik oleh media bersangkutan. Sebab membangun di daerah Puncak, tidak seperti di daerah lain. Saat membangun di puncak akan berhadapan dengan tantangan geografi. Yang lebih parah adalah tantangan keamanan.

Untuk itu, lanjut dia, yang harus dilakukan adalah bagaimana membuat suasana di Ilaga dan Beoga kondusif.

Baca Juga:  Atasi Konflik Papua, JDP Desak Pemerintah Buka Ruang Dialog

“Kalau berita-berita seperti di atas dimuat, jangan kaget kalau bisa jadi kondisi di Ilaga bukan aman tetapi bisa menjadi berbeda lagi. Karena berita yang sudah beredar ini akan salah ditafsir oleh pemerhati Papua, akar rumput dan pihak-pihak lain. Karena saya bisa dianggap sebagai pemimpin yang ikut memprovokasi dan mempropaganda untuk perang.”

“Padahal saya bukan seperti itu. Saya bicara saat itu dalam konteks lokal dengan menggunakan bahasa sehari-hari agar masyarakat Puncak bisa mengerti. Saya harus memberikan kesejukan kepada masyarakat,” tegasnya lagi.

Bupati Wandik kembali menegaskan, berita yang sudah terlanjur beredar di media massa dan sosial media dengan narasi mengajak KSB perang dengan TNI/POLRI itu bukan darinya. Namun itu ulah oknum-oknum yang sengaja ingin membuat kondisi di Puncak menjadi tidak kondusif lagi.

“Harusnya hasil wawancara saya selesai kegiatan yang ditampilkan. Apalagi saya juga punya tim humas dan media. Mengapa tidak koordinasi dengan mereka, biar berita yang dimuat, lebih memulihkan kondisi di Puncak agar lebih cepat kondusif,” pungkasnya dengan kesal.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaBTM: Pemuda Papua Harus Ambil Peran dalam Revisi UU Otsus
Artikel berikutnyaWalikota Jayapura: KNPI Harus Ciptakan Pemimpin Kritis di Papua