JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Agustinusti Aud, Ketua Panitia Nasional Konferensi Ke-II Parlemen Nasional West Papua (PNWP) mengungkapkan, pihaknya telah sukses gelar konferensi PNWP ke II pada 21 Juni 2021 di Yalimo, Papua.
Kepada media ini, Agustinus Aud menjelaskan, Konferensi PNWP I digelar pada 3 – 5 April 2012 di Jayapura. Dan konferensi ke II digelar pada 21 Juni 2021 di Yalimo di bawah tekanan aparat.
“Kami bersyukur karena kami sukses selenggarakan konferensi ke II PNWP dalam suasana teror, ancaman, dan penangkapan telah kami sukseskan konferensi dengan baik dengan beberapa agenda agenda terpenting untuk bangsa papua,” ungkapnya pada Kamis (24/6/2021).
Lanjut Agustinus, sebelum lakukan konferensi, pra Konferensi telah dilakukan pada tanggal 17 Juni 2021 dengan dihadiri semua Delegasi PRD-Fraksi- dan Wakil Utusan Nasional New Guinea Raad Pusat.
“Kami telah merekomendasikan sejumlah hal penting yang kemudian akan disahkan dalam Konferensi Nasional ke II yang sukses berlangsung,” katanya.
Dalam melakukan kegiatan tersbeut, Aud mengakui bahwa 31 anggota delegasi telah ditangkap lalu dibawah ke Polres Jayawijaya, lalu dipaksakan untuk pulang. Tapi, lanjut dia, berdasarkan legitimasi rekomendasi-rekomendasi dari semua utusan Delegasi-delegasi PRD dan Fraksi wilayah yang telah disepakati dalam pra konferensi yang dilakukan pada 17 Juni.
“Dengan rekomendasi yang sudah kami dapat sebelum terjadi penangkapan di Wamena, kami sudah dapat legitimasi dan secara resmi sidang berlangsung tanpa ada tekanan serta berlangsung aman,” jelasnya.
Dia menambahkan, penangkapan, pemenjarahan, intimidasi dan teror yang dilakukan aparat keamanan Indonesia merupakan bumbu revolusi.
“Kami tidak kemana mana tapi kami ada dimana mana, ideologi tetap akan bertumbuh subur dalam benak dan hati kami hingga akhir pembebasan,” pungkasnya.
Sementara itu, Aminus Balingga, salah satu Pimpinan Nasional New Guinea Raad (NGR) mengatakan pihaknya telah memutuskan beberapa agenda penting. Diantaranya, pertama: Sebelumnya disebut Parlemen Nasion West Papua secara resmi melalui Konferensi Nasional Ke-II diubah dan dikembalikan nama asal usulnya menjadi (New Guinea Raad) sebagai rumah bersama karena dari situlah embrio bangsa Papua dilahirkan lalu memulai semua pergerakan pembebasan bangsa Papua.
Kedua, Memilih dan Menetapkan Ketujuh Pimpinan Nasional serta mendemisionerkan pimpinan lama dibawah kepemimpinan Buktar tabuni.
Aminus meminta kepada seluruh rakyat Bangsa Papua untuk bersatu memperjuangkan sejumlah keputusan keputusan politik yang kami Putuskan demi revolusi.
“Saya sampaikan kepad aparat klonial Indonesia walaupun kami ditangkap dan dipaksakan bubar dari Jayawijaya (Wamena), tapi hanya dengan pertolongan Tuhan dan keterlibatan alam papua hari ini telah kami sukseskan agenda besar bangsa Papua (Konferensi Nasional Ke-II) dan keputusan kami adalah keputusan kolektif juga atas nama Allah dan alam bangsa Papua maka, tak ada oknum oknum person yang ganggu gugat keputusan kami,” katanya.
Sebelumnya, Konferensi I digelar pada 3 – 5 April 2012 di Jayawijaya dan Konferensi ke II digelar pada 21 Juni 2021 di Yalimo.
REDAKSI