JAYAPURA, SUARAPAPUAc.com — Pada satu pekan lalu, 900 anggota TNI telah dikirim ke Papua dalam rangka menjalankan tugas operasi di sana. Pasukan tersebut terdiri dari 450 pasukan Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning Brigif Mekanis 1 PIK/Jaya Sakti dan 450 pasukan Yonif Raider 321/Galuh Taruna, Brigif 13/Galuh, Divisi Infanteri 1/Kostrad.
Menurut data Yayasan Kurawal, sebuah lembaga non provit yang memberikan perhatian pada isu-isu sosial dan demokrasi di Indonesia mendatakan, terhitung sejak awal tahun 2022, terdapat kurang lebih 3.000 pasukan yang telah diberangkatkan ke Papua.
Rincian dapat dilihat di gambar di bawah:
View this post on Instagram
Sesaat sebelum dilantik menjadi Panglima TNI, Andika Perkasa menyatakan bahwa akan menggunakan pendekatan humanis untuk menyelesaikan persoalan konflik di Papua.
Menurut Made Supriatma, pengamat militer sekaligus peneliti di Yusof Ishak Institute Singapura, pendekatan “humanis” tersebut hanyalah upaya TNI mencoba mengubah strateginya.
“Yang dilihat oleh Andika, itu bukan pengurangan pasukan, tapi bahkan mungkin menambahan pasukan, dan yang lebih penting lagi adalah penambahan teritorial sehingga bisa memberikan basis permanen di Papua,” ujarnya.
Pada pertemuan dialog tingkat tinggi tentang Indo-Pasifik (13/6/22), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa resolusi damai adalah satu-satunya cara dalam menyelesaikan konflik. Hal tersebut adalah aturan main yang harus dipatuhi oleh semua negara.
Kurawal mempertakanyakan, apakah pemerintah mengecualikan Papua dari opsi resolusi damai sehingga tentara terus-menerus dimobilisasi ke wilayah tersebut? Berapa sering lagi darah harus ditumpahkan? Apakah kita sedang memerangi Papua?
“Kekerasan tidak dapat dihentikan dengan mengirim lebih banyak senapan. Segera tarik pasukan dan penuhi janji perdamaian!,” tegas Kurawal dalam pernyataan terulis yang diunggah ke akun sosial media instagram resminya pada pekan kemarin.
REDAKSI