Telaga Biru Maima Dilirik Pemkab Jayawijaya Jadikan Objek Wisata

0
1060

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Telaga biru (Mawi’ima) yang berlokasi di kampung Maima, distrik Maima, kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan luar maupun lokal.

Ketertarikan itu bukan saja karena keindahan alam dan keunikan warna air yang terlihat biru seperti warna air laut, tetapi juga karena memiliki segudang cerita mitos yang hingga kini masih tersimpan rapi meski sebagian telah dipublikasi.

Sekalipun Mawi’ima menjadi ketertarikan khusus, warga setempat masih ragu untuk menjadikan tempat objek wisata karena pertimbangan berbagai sudut pandang secara budaya dan dampak kehancuran yang bisa terjadi ketika lokasi itu dibuka untuk dikunjungi orang.

Secara turun temurun, telaga biru Maima (Mawi’ima) dipercayai sebagai tempat asal usul manusia pertama orang Wam’ena dan umumnya Papua Pegunungan. Karena dari tempat itulah orang keluar dan menyebar hingga ke seluruh wilayah pegunungan Papua (Laapago).

Baca Juga:  Masyarakat Tolak Pj Bupati Tambrauw Maju Dalam Pilkada 2024

Karena itu, kepemilikan tempatnya juga bukan hanya orang yang ada di Maima saja, melainkan tempat bersejarah itu dimiliki oleh seluruh suku dan klan di wilayah Laapago.

ads

Belakangan, pemerintah daerah jatuh hati dengan telaga biru itu agar dijadikan sebagai objek wisata. Tak berlebihan, Mawi’ima punya keindahan dan keunikan tersendiri yang boleh jadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara.

“Telaga biru di Maima itu salah satu objek wisata yang bagus. Tetapi dikatakan itu tempat keramat. Memang kita hargai kalau dibilang tempat keramat. Tetapi selama ini kenapa selalu orang datang ke sana foto-foto? Masih ada yang sering foto-foto dan diposting di facebook dan media sosial lainnya,” kata Jhon Richard Banua, bupati kabupaten Jayawijaya, ketika meresmikan Mumi di kampung Aikima, distrik Pisugi, Jumat (31/1/2023). 

Baca Juga:  Pencaker Palang Kantor Gubernur Papua Barat Daya

Jika memang itu tempat keramat, Banua bilang mestinya tak boleh ada orang yang datang ke sana dan melakukan aktivitas, apalagi sampai ekspos di media sosial.

“Nah, dari pada begitu, mendingan kita bikin objek wisata saja. Supaya benar-benar ada pendapatan untuk masyarakat di situ. Dan saya harap itu yang kita harus lakukan,” kata bupati Jayawijaya.

Sementara itu, Engelbertus Surabut, kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Jayawijaya, mengaku, telaga biru di distrik Maima hingga kini tak diizinkan untuk dijadikan objek wisata. Alasan utama, masyarakat setempat bilang ada di kawasan keramat.

Baca Juga:  Badan Pelayan Baru Jemaat Gereja Baptis Subaga Wamena Terbentuk

Surabut berpendapat, bila diizinkan dan telaga biru itu dijadikan objek wisata, tentu saja akan memberikan dampak peningkatan ekonomi warga di distrik Maima dan sekitarnya.

“Yang tidak boleh kunjungi itu salah satunya telaga biru itu. Padahal, itu objek wisata bagus cuma masih kawasan religi, tempat keramat,” kata Surabut.

Engel akui sudah pernah pemerintah daerah berkomunikasi dengan pemilik ulayat. Hanya saja, belum bisa diizinkan untuk jadikan destinasi wisata alam.

“Masyarakat bilang kawasan ini ada menyimpan kepercayaan marga atau keluarga tertentu saja dan orang lain tidak tahu itu. Jadi, mereka larang jadikan objek wisata.”

Selain Mawi’ima, Pemkab Jayawijaya menurutnya telah mendata sejumlah tempat keramat. Rata-rata tak diizinkan untuk dibuka menjadi ruang publik.

Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaPartisipasi Perempuan Asli Papua di Pemilu 2024 Harus Diprioritaskan
Artikel berikutnyaPj Gubernur PB Minta Perayaan HUT PI Dilakukan Setiap Tahun Sekali