JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Sedikitnya 66 mahasiswa-mahasiswi Universitas Muhammadiyah Papua (UMP) diwisudakan, Rabu (17/5/2023) di Ballroom Grand Abe Hotel, Abepura, kota Jayapura, Papua. Prosesi wisuda berlangsung dalam rapat terbuka senat UMP dalam rangka wisuda program sarjana tahun akademik 2022/2023.
Para wisudawan-wisudawati berasal dari program studi S1 Ilmu Komunikasi dengan tiga konsentrasi yakni Jurnalistik, Public Relations, dan Broadcasting. Mereka terdiri dari 47 laki-laki dan 19 orang perempuan.
Prof. Dr. H. R. Partino, rektor UM Papua, mengatakan, momentum ini sangat mengesankan karena para wisudawan-wisudawati turut didampingi orangtua dan disaksikan sanak keluarga.
Apalagi dengan kehadiran para pejabat di acara wisuda angkatan ke-18 ini.
Antara lain pelaksana harian gubernur Papua diwakili Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Papua, Suzana D. Wanggai, pimpinan Forkopimda Papua, walikota Jayapura diwakili staf ahli walikota bidang Ekonomi dan Keuangan, Frederik Awarawi, dan anggota Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Tobroni.
Juga, pimpinan wilayah Muhammadiyah dan Aisyiah Papua, para pimpinan organisasi otonom Muhammadiyah tingkat wilayah Papua dan kota Jayapura, pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), serta mitra UMP.
Dalam laporan akademiknya, Prof. Partino akui tahun ini menurun jumlah wisudawan-wisudawati dibanding sebelumnya. Ini karena dampak Covid-19. Sejak pandemi melanda dunia, peserta didik pun mengalami kesulitan dalam studi. Termasuk soal finansial. Wajar bila kemudian jumlahnya berkurang.
Dalam situasi begitu, peran pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dan kota di Tanah Papua dihadapkan memberi perhatian yang cukup. Hal ini tentunya dalam rangka peningkatan sumber daya manusia (SDM) dengan menyukseskan pendidikan tinggi.
Prof. Partino akui mahasiswa-mahasiswi di universitas yang dipimpinnya didominasi putra daerah. Jumlahnya bahkan mencapai 99% anak asli Papua.
Kepada wisudawan-wisudawati diminta wajib jaga nama baik almamater. Selain itu, setiap ilmu dan pengetahuan yang diperoleh di kampus terus dikembangkan dengan harapan mendukung dan berguna bagi masyarakat demi mencerdaskan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di Tanah Papua.
“Gunakan pengetahuan dan ilmu yang saudara-saudari dapat selama di kampus ini demi kebaikan bersama, demi membantu masyarakat kita,” ujarnya.
Rektor UMP juga berharap adanya perhatian pemerintah daerah.
“Semoga kita bisa bersinergi dengan pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten dan daerah.”
Di lain sisi, UMP diakuinya tak pernah membeda-bedakan suku, bangsa dan agama. Sebab, bagi Partino, semua mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Dengan fokus menjunjungi tinggi nilai-nilai kemanusiaan, UMP tempat belajar bagi semua mahasiswa-mahasiswi agar semakin cerdas demi pembangunan Papua.
Ditegaskan, kehadiran UMP di Papua menjalankan misi pendidikan sesuai ketentuan yang berlaku di negara ini. Oleh karenanya, UMP tidak me-Muhammadiyah-kan anak-anak Papua atau mengajak masuk Islam. Itu tidak pernah. Dan sama sekali tidak benar kalau ada anggapan atau pandangan sempit demikian.
“Universitas Muhammadiyah Papua hadir untuk anak-anak negeri ini, mau mendidik dan mencerdaskan anak-anak kita demi melanjutkan harapan dan pembangunan masa depan. Kami hadir dengan konsep menjaga pluralisme. Setiap anak bangsa tidak dibatasi untuk masuk ke kampus ini, belajar bersama demi menggapai harapan yang dicita-citakan. Nilai-nilai pluralisme dan kemanusiaan adalah hal utama yang kami pegang dan buktikan,” tuturnya.
Bagi lulusan yang mau lanjut program S2, Partino minta tak perlu jauh-jauh hingga keluar Papua. Cukup kembali mendaftar di UMP lagi, karena sudah ada Magister Ilmu Komunikasi.
“Di sini kami selenggarakan S2 juga. Kuliahnya terjangkau. Biaya murah. Kami tidak mencari keuntugan. Yang kami utamakan adalah melayani masyarakat. Jadi, mari daftar S2 di sini,” promosinya.
Sementara itu, Dr. Suriel S. Mofu, kepala LLDIKTI Wilayah XIV Papua dan Papua Barat, mengatakan, kampus UMP memenuhi standar pendidikan tinggi di Indonesia. Baik proses akademik maupun para lulusan diakui legalitasnya.
Kampus UMP menurutnya resmi dan berada dibawah koordinasi dan binaan kementerian pendidikan, riset dan teknologi. Karena itu, kualitas lulusannya dijamin dan ijazahnya pun legal.
“Semua wisudawan-wisudawati hari ini berhasil mendapatkan apa yang diinginkan selama ini setelah melewati proses yang panjang. Wisuda, mendapat gelar dan ijazah untuk memasuki dunia baru, dunia kerja,” kata Suriel dalam sambutan virtual.
Mofu juga mengingatkan, syarat utama bagi setiap orang termasuk lulusan perguruan tinggi adalah harus mampu mengalahkan segala tantangan untuk mencapai target tertentu yang didambakan.
“Dalam diri dan kepala setiap lulusan jangan bilang saya tidak mampu, tetapi buktikan bahwa anda, kalian, mampu menghadapi tantangan di dunia kerja. Lulus sekarang untuk memulai hidup baru, itu sudah hal biasa. Selamat dan sukses untuk tahapan ini,” ucapnya.
Wisudawan-wisudawati juga diharapkan menjaga nama baik kampus sebagai alumni dalam situasi apapun. Selain itu, implementasikan ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh di bangku perkuliahan untuk menjawab tantangan hari ini di tengah masyarakat.
“Kepada anak-anak, adik-adik sekalian, andalkan manusia tidak bisa, maka pasti meminta bantuan kepada Tuhan adalah jawabannya. Satu lagi, jangan pernah malu untuk teruskan budaya diskusi, bertukar pikiran, bertanya kepada dosen, juga senior dan sesama yang lain, dengan teman dan siapapun agar kita turut meningkatkan kualitas dan mencerdaskan kehidupan dengan selalu tampil yang terbaik, dan kualitas harus tetap di nomor satu,” tuturnya berpesan.
Sebelumnya, Dr. Indah Sulistiani, wakil rektor I UM Papua, menjelaskan, wisuda diselenggarakan sebagai tanda bahwa mahasiswa telah menyelesaikan studi selama empat tahun.
Dengan adanya wisuda, mahasiswa diharapkan terpacu menjadi lebih baik dalam peningkatan kapasitas di era teknologi informasi dan komunikasi saat ini yang tingkat persaingannya begitu ketat.
“Begitu lulus, mahasiswa tidak berhenti belajar agar memiliki daya saing dalam persaingan pangsa kerja,” kata Indah.
Pada tahun akademik ini wisudanya hanya dari program studi Ilmu Komunikasi. Itu karena pada saat peralihan status Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Muhammadiyah (STIKOM) Jayapura menjadi Universitas Muhammadiyah Papua pada tahun 2020 hanya membuka satu program studi saja. Hal berbeda sesudahnya yang bahkan kini sudah tujuh program studi ditambah program Magister (S2) yang diselenggarakan sejak 2022.
Selain program studi S1 Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi, kampus ini juga menyelenggarakan beberapa program studi S1 yakni Ilmu Komputer, Ilmu Lingkungan, Hukum, Psikologi, Kewirausahaan, dan D3 Kehumasan.
Untuk diketahui, wisuda pertama setelah beralih menjadi universitas diadakan 7 April 2021. Maka, wisuda kali ini merupakan angkatan ketiga atau wisuda angkatan ke-18 jika terhitung dari sejak STIKOM hadir di bilangan Tanah Hitam, distrik Abepura, kota Jayapura.
Universitas Muhammadiyah Papua secara resmi berdiri dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 937/M/2020 tertanggal 6 Oktober 2020. []