AUCKLAND, SUARAPAPUA.com — Rosa Moiwend, aktivis dan pembela hak asasi manusia Papua Barat, saat berada di Selandia Baru minggu ini berbicara tentang perlunya partisipasi lebih banyak negara untuk menantang Indonesia terkait pelanggaran HAM di Tanah Papua.
Dalam tur pembicaraan yang berlangsung di Dunedin, Christchurch, Wellington dan Auckland, Selandia Baru, Rosa membahas perlawanan rakyat West Papua dalam mengatasi kepentingan militer dan bisnis Indonesia.
Kepada Michael Andrew, salah satu editor Pacific Media Watch, Rosa mengungkapkan pencaplokan Indonesia atas tanah adat masyarakat Papua untuk pengembangan kelapa sawit dan upaya mereka demi mengisolasi West Papua dari bagian Pasifik lainnya.
“Tanah telah diambil dari masyarakat adat,” ujarnya, yang mana videonya juga diunggah dalam laporan video PMC.
Baca juga: Tonga Didesak Tetap Lanjut Dukung Perjuangan West Papua di PBB
“Dan proyek perkebunan secara massal ini merupakan salah satu dari gelombang ketiga untuk mengambil tanah orang tanpa izin.”
Moiwend juga mengatakan, perlu ada peliputan media yang lebih kuat.
“Untuk mendapatkan informasi, mungkin juga mereka tidak mendapat informasi. Itu asumsi saya,” katanya sebagaimana dilansir dari Asia Pacific Report.
“Atau yang kedua adalah mungkin mereka tidak memiliki akses untuk masuk ke West Papua. Sekali lagi, sangat penting bahwa Pemerintah Selandia Baru harus berbicara dengan Pemerintah Indonesia dan meminta mereka untuk membuka diri kepada media.”
Sumber: pmc.aut.ac.nz
Pewarta: Yance Agapa