JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pascapenembakan antara TNI/Polri dan TPNPB di Galunggama, kabupaten Intan Jaya, kondisi daerah belum seluruhnya kondusif. Kata Sisca Abugau, anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) usai kunjungan kerja ke Sugapa, ibu kota kabupaten Intan Jaya, baru-baru ini.
“Situasi di Intan Jaya sementara ini tidak aman walaupun orang katakan sudah aman. Kalau aman, harus lihat seluruh kabupaten Intan Jaya. Jangan lihat ibu kota kabupaten saja. Sugapa memang aman dan aktivitasnya lancar. Tetapi untuk kampung-kampung seperti Titigi, Ndugusiga, Hitadipa, Soanggama, Bulagi, Iguwagitapa, Holomama, pokoknya bagian muara itu semua belum aman,” jelasnya saat dijumpai suarapapua.com, Sabtu (14/3/2020) di Kota Jayapura.
Baca Juga: Anggota MRP Persalahkan Pelaku Penembakan di Intan Jaya
Menurut Sisca, aktivitas di beberapa kampung tak berjalan baik karena psikologi warga tertekan dengan adanya pasukan militer.
“Masih ada penjagaan dari pihak keamanan, bahkan tentara mau masuk mengajar dan bantu petugas medis sampai jalan ke rumah-rumah. Tetapi masyarakat tidak mau karena masih trauma. Mereka lebih memilih berobat secara tradisional,” bebernya.
Ia juga menyayangkan masa depan generasi Intan Jaya yang nyaris tak jelas. Ini karena aktivitas belajar mengajar di sebagian besar sekolah dasar yang ada di kabupaten Intan Jaya lumpuh.
“SD YPPK Titiga, SD YPPGI Hitadipa, dan SD YPPK Soanggama itu anak-anak kelas enam saja yang ditampung di SD YPPK Bilogai karena mereka kelas persiapan ujian, sedangkan kelas satu sampai lima tidak sekolah,” sedihnya.
Baca Juga: Pastor Yustinus: Anak SD yang Ditembak Mati TNI itu Anak Murid Saya
Sisca Abugau yang juga mantan guru itu mengaku telah bertemu dengan Pastor Paroki Bilogai dan Pastor Paroki Titigi serta beberapa Hamba Tuhan yang fokus menangani masalah Intan Jaya sejak pendropan aparat keamanan.
“Mereka ada di tengah masyarakat. Memberi penguatan iman dan tetap semangat melayani umat Tuhan di sana,” ucapnya.
Baca Juga: Situasi di Intan Jaya Kondusif, Natalis Tabuni: ASN Laksanakan Tugas
Dalam situasi demikian, pemerintah daerah diharapkan fokus terhadap bidang pendidikan dan kesehatan karena menurutnya, dua bidang inilah yang paling dibutuhkan generasi masa depan dan warga setempat.
“Pemerintah harus fokuskan dulu pendidikan dan kesehatan anak. Kalau tidak perhatikan ini, siapa yang akan menggantikan posisi kalian sekarang bupati, sekda, dan lain-lain. Tolong perhatikan ini,” pinta Abugau.
Sementara itu, Pastor Kleopas Sondegau, Pr, menyarankan kepada pemerintah daerah agar memberi rasa aman bagi warga masyarakat Intan Jaya setelah beberapa waktu lalu terjadi rangkaian penembakan antara TNI/Polri dan TPNPB.
“Pasti trauma dengan peristiwa kemarin, juga karena pengalaman masa lalu. Ini yang harus ditangani supaya masyarakat harus aman, tenang, beraktivitas seperti biasanya,” kata Pastor Sondegau kepada suarapapua.com, Minggu (23/2/2020) di Waena.
Baca Juga: Gembala: Umat Belum Kembali ke Ndugusiga
Hal urgen berikut, menurut Pastor Sondegau, pemerintah daerah bersama DPRD Intan Jaya agar fungsikan tim investigasi yang sudah dibentuk itu.
“Tim harus segera turun ke lapangan untuk mencegah jatuhnya korban lagi,” kata dosen di Sekolah Tinggi Pastoral Kateketik (STPK) Santo Yohanes Rasul Jayapura ini.
Selain itu, kepala daerah juga mesti memberi himbauan kepada TNI dan Polri agar tak membabi buta dalam tindakan penegakan hukum. Menurutnya, semua kesatuan yang sedang bertugas di kabupaten Intan Jaya tak boleh melepaskan peluru ke arah warga sipil setempat.
“Pemda harus beri rasa aman bagi masyarakatnya. Peristiwa kemarin antara dua kelompok itu soal ideologi, tetapi saya harap Pemda harus turun beri pemahaman, masukan ke anggota agar tidak ada korban lagi. Kita mau Intan Jaya aman dan damai,” ujar Pastor Kleopas.
Pewarta: CR-SP16
Editor: Markus You