JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Orang Bougainville telah ditantang untuk bersiap menghadapi perubahan perkembangan besar-besaran oleh pemerintahan baru mereka.
Pemerintah Otonom Bougainville Otonom, ABG, di bawah Presiden baru, Ismael Toroama, bertujuan untuk meningkatkan kemampuannya dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
Saat penandatanganan Nota Kesepahaman, ABG dengan pemilik tanah Tonolei, dia mengatakan bahwa masyarakat harus menerima perubahan ini dan mengizinkan pemerintah dan hukum untuk beroperasi dalam masyarakat.
MoU tersebut adalah untuk memungkinkan pemilik sumber daya Proyek Pengembangan Kayu Tonolei untuk bekerja dengan ABG untuk memungkinkan Perusahaan Pengembangan Tonolei untuk memulai operasinya.
Dalam sebuah pernyataan, Toroama juga meminta pemilik tanah di Buka Town untuk mempertimbangkan memberikan tanah yang tidak digunakan kepada pemerintah guna mulai membangun infrastruktur.
Dia mengeluarkan peringatan keras kepada orang-orang yang menempati rumah pemerintah di Buka dan Arawa untuk bersiap mengosongkan aset pemerintah tersebut.
Presiden telah menekankan pentingnya membangun kembali struktur sosial-ekonomi Bougainville sejak dilantik pada bulan September lalu.
Sementara Toroama dijadwalkan berada di ibu kota Papua Nugini untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri James Marape kemarin.
Marape telah bertemu dengan Toroama segera setelah dia memenangkan kursi kepresidenan daerah otonom PNG.
Pemilu baru-baru ini membuka jalan bagi konsultasi ekstensif atas hasil referendum kemerdekaan Bougainville yang tidak mengikat setahun lalu.
Mayoritas memilih kemerdekaan, tetapi parlemen nasional PNG harus meratifikasi hasil ini agar bisa berlaku.
Menurut kantor Perdana Menteri Marape, selama di Port Moresby, delegasi kunjungan akan terlibat dalam pembicaraan dengan pemerintah pusat dan pemangku kepentingan lainnya.
Editor: Elisa Sekenyap