Keuskupan Agung Merauke Terima 2,4 Miliar dari Perusahaan Perusak Lingkungan

0
2715
Foto bersama pimpinan perusahaan PT TSE dan Uskup Agung Merauke. (Dok. PEN@ Katolik)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Bertempat di wisma Keuskupan Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC telah menandatangani MoU dengan PT Tunas Sawa Erma (PT TSE) yang selama ini telah merusak dan menghancurkan lingkungan di Tanah Papua.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan untuk dua hal. Pertama adalah bantuan ribuan masker di masa pandemi Covid-19 yang sebelumnya telah diberikan PT TSE kepada Keuskupan Agung Merauke, dan kedua adalah untuk menerima uang sebesar Rp2,4 Miliar dari perusahaan perusak hutan tersebut.

Sikap Uskup Mandagi melakukan penandatanganan tersebut bertolak belakang dengan upaya umat Katolik Pribumi Papua di Papua Selatan yang selama ini terus melawan perusahaan perusak lingkungan seperti PT TSE (Korindo Group).

Bukan main. MoU tersebut selain uang Rp2,4 Miliar, juga dikabarkan perusahaan perusak lingkungan tersebut akan memberikan uang operasional senilai Rp20 juta setiap bulan.

Seperti dilansir suara.merauke.go.id, jumlah uang yang fantastis tersebut akan digunakan untuk membangun dan merenovasi bangunan Seminari Pastor Bonus, Merauke, Papua. Seminari ini tempat pembentukan calon imam dalam Gereja Katolik yang selanjutnya akan mengabdi kepada masyarakat di Selatan Papua.

ads
Baca Juga:  Wawancara Eksklusif Daily Post: Indonesia Tidak Pernah Menjajah Papua Barat!

Rp2.4 Miliar tersebut akan disalurkan ke Keuskupan Agung Merauke dalam tiga tahap dan ditandai dengan pemberian tahap pertama senilai Rp800 juta. Uang tersebut diserahkan oleh General Manager PT TSE, Jimmy Yonesendu kepada Uskup Agung Merauke, Mgr. P.C. Mandagi, Selasa (5/1/2021) di sekretariat Keuskupan Agung Merauke.

“Kita serahkan tiap tahap 800 juta rupiah selama tiga tahun dan juga untuk dana operasional setiap hari. Per bulannya 20 juta rupuah,” kata Jimmy dalam sambutannya.

Selama tiga tahun Keuskupan Agung Merauke akan menerima dana setiap tahun senilai Rp800 juta dan senilai Rp20 juta perbulan sebagai uang operasional.

Dengan rincian, selama satu tahun uang operasional senilai 240 juta dan 800 juta, sehingga total yang akan diterima Keuskupan Agung Merauke selama satu tahun adalah Rp1.040.000.000 (satu miliar empat puluh juta rupiah). Total selama MoU itu berjalan, dalam tiga tahun pihak keuskupan akan menerima dana senilai Rp3.120.000.000 (tiga miliar seratus dua puluh juta rupiah).

Baca Juga:  Jawaban Anggota DPRP Saat Terima Aspirasi FMRPAM di Gapura Uncen

General Manager PT TSE juga menjelaskan, sebelum tanda tangan MoU itu dilakukan, bantuan operasional yang sudah diserahkan setiap bulan adalah dalam bentuk bahan makanan.

Kemudian, pada 5 Januari 2021 bantuan dari perusahaan itu dilanjutkan dengan memberikan bantuan berupa uang.

“Ini merupakan wujud tanggungjawab sosial perusahaan kami. Menjadi komitmen dari pimpinan kami bahwa kita akan selalu kerja sama dengan semua pihak untuk pembangunan daerah,” kata Jimmy.

Sementara itu, Uskup Mandagi mengaku kerjasama antara Keuskupan Agung Merauke dengan perusahaan itu sebuah suka cita besar untuk keuskupan yang sedang dipimpinnya

“Tentu merupakan sebuah suka cita besar bagi kami Keuskupan Agung Merauke, bahwa ada kerja sama dengan perusahaan. Saya paling suka kita ada kerja sama dalam hal melayani masyarakat,” kata Mandagi.

Dalam konteks positif, Keuskupan Agung Merauke akan memberikan dukungan terhadap perusahaan dalam berinvestasi di wilayah Selatan Papua. Tetap memberi kritik dan saran, terutama agar perusahaan mengedepankan dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup di Tanah Papua.

Baca Juga:  Festival Angkat Sampah di Lembah Emereuw, Bentuk Kritik Terhadap Pemerintah

“Boleh berkarya, boleh ambil, tetapi harus memperhatikan kelangsungan lingkungan yang ada di sini demi anak cucu kita nanti,” pintanya.

Uskup Mandagi harapkan, perusahaan yang bergerak di bagian perkebunan kelapa sawit memanfaatkan lingkungan alam sekitar sesuai aturan yang ditetapkan oleh UU. Menurutnya, perusahaan hadir di tengah masyarakat selain untuk mendapat keuntungan, tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat sekitar perusahaan berada.

“Saya ucapkan terima kasih atas bantuannya. Nanti kita akan mempertanggungjawabkan apa yang kita pakai.”

Ia akui Keuskupan Agung Merauke bukanlah keuskupan yang kaya. Karena itulah sangat butuh bantuan dari para donatur terutama perusahaan. Sebab, menurutnya, kemajuan suatu wilayah membutuhkan investor, asalkan perusahaan tidak merusak lingkungan.

“Ini perusahaan pertama yang memberikan bantuan. Menjadi contoh bagi perusahaan lain yang ada di sini,” kata Uskup berdarah Manado ini.

Pewarta: Redaksi

Artikel sebelumnyaPraktek Referendum Dalam Hukum Internasional
Artikel berikutnyaTPNPB Mengaku Menembak Pesawat MAF di Intan Jaya, Bukan Membakarnya