Memalukan! TNI Paksa Pria Ini Bikin Pernyataan Dukung Pemekaran Provinsi di Papua

0
2874

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Seorang pria suku Mee di Jayapura mengaku dipaksa anggota TNI untuk mengaku sebagai kepala suku Mee dan membuat pernyataan untuk mendukung pemekaran DOB provinsi Papua Tengah.

Dalam video yang beredar, seorang anggota TNI yang mengenakan seragam terlihat memperlihatkan sebuah kertas putih kepada Hans Mote. Sedangkan anggota TNI tidak berseragam yang lain terlihat sedang memotret foto dan video pada 11 Februari 2021 di Hinekombe, Sentani, kabupaten Jayapura, Papua.

Perbuatan memalukan itu dilakukan anggota TNI di kabupaten Jayapura kepada pria yang diketahui bernama Hans Mote. Usai anggota TNI memaksa mengakui dirinya sebagai kepala suku Mee dan membuat pernyataan mendukung DOB dan Otsus, Mote diberikan dua karton supermi dan dua karung beras.

Mahasiswa Mee di Jayapura bertemu dengan Hans Mote usai pernyataan yang dibuat tersebut viral karena anggota TNI menyebarkan sebuah video dan tiga foto di sosial media beberapa hari lalu.

Baca Juga:  Direpresif Aparat Kepolisian, Sejumlah Massa Aksi di Nabire Terluka

Seperti dikutip media ini dari suarameepago.com, Hans Mote mengaku kepada mahasiswa Mee bahwa ia membuat pernyataan mengatasnamakan kepala suku Mee untuk mendukung DOB Papua Tengah dan Otsus.

ads

Mote juga mengakui membuat pernyataan itu dalam sebuah video dengan membaca tulisan di kertas yang sudah disiapkan anggota TNI.

“Saya dipaksa untuk mengatasnamakan kepala suku Meepago dan menyatakan sikap mendukung pemekaran DOB dan Otsus. Pernyataan sudah disiapkan TNI dan saya hanya bacakan saja,” kata Mote seperti dilansir situs suarameepago.com pada 18 Februari 2021.

Seorang anggota TNI saat berbincang dengan Hans Mote di rumahnya di Sentani, Kab. Jayapura.

Mote sebenarnya tidak mau membuat pernyataan itu karena memang bukan kepala suku Mee, namun takut karena anggota TNI datang dengan senjata lengkap.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

“Saya mau klarifikasi bahwa sebenarnya saya tidak mau baca pernyataan itu dan tidak mau divideokan. Karena saya bukan kepala suku Mee di Jayapura. Tetapi karena saya takut sama anggota TNI yang datang dengan senjata lengkap. Jadi, saya baca pernyataan itu,” ungkapnya.

Kepada mahasiswa Mee yang mendatanginya untuk menanyakan perihal pengakuannya sebagai kepala suku Mee dan membuat pernyataan mendukung DOB yang disebarkan TNI lewat pasific.com dan wartaplus.com serta direkam dalam bentuk video dan disebarkan, itu murni dilakukan dalam tekanan karena dipaksa.

“Waktu itu saya mengaku kepala suku, menyatakan mendukung DOB dan Otsus itu karena dipaksa anggota TNI. Jadi, saya menyatakan bahwa menolak pemekaran provinsi dan perpanjangan Otsus di Tanah Papua,” ujarnya mengklarifikasi pernyataan dia kepada anggota TNI.

Baca Juga:  Media Sangat Penting, Beginilah Tembakan Pertama Asosiasi Wartawan Papua

Usai melakukan hal tersebut, dalam sebuah video terlihat anggota TNI berseragam memberikan dua karton supermi dan dua karung beras kepada Han Mote.

Anggota TNI saat menyerahkan dua karton supermi dan dua karton beras kepada Hans Mote.

Upaya seperti ini bukan pertama dan terakhir. Upaya seperti ini selalu dilakukan. Dalam banyak video, setelah memberikan pernyataan, beberapa hari kemudian orang yang sama memberikan klarifikasi bahwa pernyataan disampaikan dalam keadaan terpaksa karena dipaksa.

Dalam hal yang lain, terlalu sering dijumpai foto yang beredar di sosial media dengan menampilkan wajah orang Papua yang mengaku tokoh-tokoh dan membuat pernyataan mendukung Otsus dan DOB. Yang paling fatal adalah mereka ini seringkali mencatut nama orang Papua.

REDAKSI

Artikel sebelumnyaDua Kompi Brimob dari Kalimantan dan Jambi Sudah Tiba di Timika
Artikel berikutnyaJuru Bicara KNPB Timika Sudah Dibebaskan