"Rasa frustrasi yang semakin meningkat, terutama di kalangan pemuda Kanak, atas apa yang dilihat secara lokal sebagai pengkhianatan Prancis terhadap orang-orang Kanak dan komunitas lokal lainnya yang menginginkan transisi damai, sejak itu meletus dalam kerusuhan dan kekerasan di Nouméa dan daerah lain.”